Taman Kehati, Inisiatif Baik untuk Menekan Dampak Krisis Iklim pada Flora dan Fauna

79


Pasuruan (WartaBromo.com) – Perubahan iklim yang terjadi dipastikan berdampak terhadap berbagai sektor di Indonesia. Tak terkecuali keanekaragaman hayati.

Bahkan, Indonesia pun berpeluang kehilangan statusnya sebagai ‘megabiodiversity’ jika tak ada intervensi apapun untuk menekan dampak perubahan iklim itu.

“Sebaliknya, intervensi sekecil apapun yang dilakukan, pasti akan berdampak positif terhadap keanekaragamanhayati di Indonesia, “ kata Ketua, sekaligus pendiri Sekolah Konang, Antony Sofyan.

Inisiatif Aqua Keboncandi yang membuka Taman Keanekaragaman Hayati (Kehati) membuktikan hal itu. Sejak dicanangkan pada 2020 lalu, indeks Kehati di lahan seluas 3 hektar itu terus meningkat.

Untuk jenis tanaman keras (pohon) misalnya, saat awal program ini dimulai, nilai indeks Kehati sebesar 3,41. Setelah empat tahun berjalan, nilai indeks bertambah menjadi 3,79. Begitu juga untuk indeks tanaman perdu. Dari 3,34 meningkat menjadi 3,79.

Anton, sapaan Antony Sofyan- mengatakan, saat awal, jumlah spesies tumbuhan yang teridentifikasi berjumlah 136 jenis. “Hasil pendataan terbaru tahun ini, meningkat hampir dua kali lipat menjadi 223 jenis, beberapa di antaranya masuk kategori lindung, “ ungkapnya.

Tidak hanya tumbuhan (flora). Peningkatan jumlah spesies juga terjadi pada kelompok satwa (fauna). Anton bilang, saat program ini berjalan, terdapat 9 jenis burung dari 7 famili. Tapi kini, setelah empat tahun berjalan, jumlahnya bertambah menjadi 27 spesies dari 9 famili.

Terdapat dua spesies burung yang teridentifikasi baru ditemukan tahun ini. Yakni, burung Takur Ungkut-ungkut (Psilopogon haemacephalus) dan Bondol Haji (Lonchura Maja).

Diganjar Penghargaan

Di sisi lain, sukses Aqua Keboncandi membangun Taman Kehati diganjar oleh La La Tofi School of Social Responsibility. Pada gelaran Nusantara CSR Awards 2024, organisasi yang berbasis di Prancis ini memberikan penghargaan kepada AQUA Keboncandi sebagai Kinerja Terbaik Program Keaneragaman Hayati pada kategori Ekosistem Darat.

Hari Wicaksono, manajer CSR Aqua Keboncandi mengatakan, pengembangan Taman Kehati yang diinisiasi bersama Yayasan Sakolah Konang Indonesia (YSKI) sebagai bagian dari tanggung jawab perusahaan untuk melestarikan flora dan fauna di Indonesia, kususnya di lingkungan operasional pabrik.

Dalam pengembangan Wahana Edukasi Taman Kehati AQUA Keboncandi juga menetapkan spesies Kupu-kupu Raja (Troides Cuneifera) sebagai flagship species. Hal ini mencerminkan komitmen kuat AQUA Keboncandi- dalam menjaga kelestarian lingkungan dan keanekaragaman hayati serta mengimplementasikan program CSR-SDGs.

Hari berharap, upaya yang dilakukan aqua keboncandi secara khusus Dikontribusikan pada Indonesia biodiversity strategic and ection pland 2025 – 2045

“Kami sanggat mengapresiasi kepada perusahaan yang menunjukkan komitmen yang kuat terhadap perbaikan lingkungan, peningkatan ekonomi dan sosial masyarakat serta tata kelola bisnis yang berkelanjutan,” tambah La Tofi, chairman La Tofi School of Social Responsibility.

Pada Malam Penganugerahan Nusantara CSR Awards 2024 yang berlangsung pada 17 Juli, 2024, di Hotel Indonesia Kempinski, Jakarta, La Tofi School of Social Responsibility juga menyematkan Keris Kehormatan sebagai Pemimpin Transformasi Bisnis Berkelanjutan kepada 33 CEO dan Executive perusahaan, baik dari BUMN maupun swasta. Diantara mereka adalah Hari Wicaksono, Manager SR AQUA Keboncandi. (asd)

Website with WhatsApp Message
Follow Official WhatsApp Channel WARTABROMO untuk mendapatkan update terkini berita di sekitar anda. Klik disini.