Probolinggo (WartaBromo.com) – Sabtu siang (20/07/2024) terasa istimewa di Kelurahan Sukabumi, Mayangan. Hiruk-pikuk meriah Festival Budaya Kirab Gunungan membanjiri suasana, mengusung tema “Berkam” atau Bersih Kampung Bremi.
Acara tahunan yang digelar di depan Balai RW 01, Jl. Wijaya Kusuma ini, menjadi saksi hidup perjalanan sejarah Kampung Bremi sekaligus upaya pelestarian budaya lokal.
Diikuti oleh 15 peserta dari Rukun Tetangga (RT) di bawah naungan RW 01, festival ini melibatkan berbagai lembaga pendidikan seperti Yayasan Pencak Silat “Sehati Teratai” dari Yon Zipur 10, SDN Sukabumi 7, dan TK Pusporini.
Mereka menampilkan ragam atraksi budaya yang memukau ratusan warga yang memadati sepanjang Jl. Wijaya Kusuma hingga Jl. Mawar.
Pj Nurkholis, dalam sambutannya, mengungkapkan apresiasi mendalam terhadap gelaran ini. “Kegiatan seni budaya seperti ini luar biasa. Jika terus dikembangkan, bisa jadi sebesar Jember Fashion Carnival,” pujinya, memotivasi warga untuk terus berinovasi dalam melestarikan budaya.
Plt Lurah Sukabumi, Angga Budi Pramudia, menjelaskan bahwa Festival Kirab Gunungan merupakan puncak rangkaian kegiatan Bersih Kampung Bremi yang berlangsung sejak 14 hingga 21 Juli.
Agenda diawali dengan kerja bakti massal, Khotmil Qur’an, Napak Tilas sejarah Kampung Bremi, hingga Pasar Jaman Biyen. Puncaknya, Malam Ancakan menjadi penutup yang penuh khidmat dan keakraban.
“Ini adalah tahun ke-9 penyelenggaraan sebagai wujud rasa syukur kepada Allah serta upaya menjaga nilai kebersamaan. Harapan kami, kegiatan ini bisa menjadi ikon baru dan destinasi budaya lokal,” ujar Angga.
Meski panas terik dan angin berhembus kencang, semangat warga Kampung Bremi tidak surut. Kehadiran Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Siti Romlah, Kepala Bappeda Litbang Diah Sajekti, serta Kepala Dinas Pariwisata dan Olahraga Rachmadeta Antariksa semakin menambah nilai dari acara ini.
Festival Kirab Gunungan bukan sekadar pesta rakyat, tetapi cerminan identitas dan jiwa kebersamaan yang diwariskan kepada generasi muda. Kampung Bremi hari ini, tak hanya berbicara tentang masa lalu, tetapi juga harapan besar untuk masa depan budaya lokal. (lai/saw)