Pasuruan (WartaBromo.com) – Suku Tengger yang tinggal di sekitar Gunung Bromo, memiliki berbagai upacara adat yang sarat makna.
Selain upacara Kasada yang sudah terkenal, ada empat upacara adat lain yang juga penting dalam kehidupan spiritual dan budaya mereka.
Dilansir dari berbagai sumber, inilah empat upacara adat lain suku Tengger, yaitu:
1. Upacara Mecaru
Upacara ini bertujuan untuk membersihkan desa dari pengaruh buruk dan mengusir roh-roh jahat.
Biasanya dilakukan menjelang Hari Raya Nyepi, upacara ini melibatkan berbagai ritual termasuk persembahan sesajen dan doa bersama.
Masyarakat berharap dengan melakukan Mecaru, desa mereka akan terhindar dari bencana dan gangguan gaib, serta kehidupan akan berjalan dengan lebih harmonis.
2. Upacara Karo
Upacara adat lain Suku Tengger yakni upacara Karo.
Upacara ini merupakan salah satu yang terbesar dan terpenting bagi Suku Tengger, dirayakan sebagai bentuk ungkapan syukur atas hasil panen.
Dilaksanakan selama sekitar dua minggu, Upacara Karo melibatkan berbagai kegiatan seperti tari-tarian tradisional, musik, dan perayaan kebersamaan.
Selain itu, upacara ini juga menjadi ajang untuk mempererat hubungan antar warga dan generasi muda diajarkan mengenai tradisi leluhur mereka.
3. Upacara Pujan Mubeng
Upacara ini memiliki tujuan untuk memohon perlindungan dan keselamatan kepada para leluhur dan dewa-dewa.
Dilakukan dengan cara mengelilingi desa sambil membawa berbagai persembahan dan membacakan doa-doa khusus.
Masyarakat percaya bahwa dengan melakukan Pujan Mubeng, desa mereka akan selalu dalam perlindungan dan terhindar dari marabahaya.
4. Upacara Tugel Kuncung
Upacara ini bisa juga diartikan sebagai pertanda peralihan anak-anak menuju usia remaja.
Dalam upacara ini, rambut anak-anak yang disebut “kuncung” dipotong sebagai simbol bahwa mereka telah siap untuk memasuki tahap kehidupan yang lebih dewasa.
Selain itu, Tugel Kuncung juga mengajarkan nilai-nilai tanggung jawab dan kedewasaan kepada generasi muda.
itulah empat upacara lain Suku Tengger yang masih dilaksanakan hingga kini.
Keempat upacara ini menunjukkan betapa kayanya budaya dan tradisi Suku Tengger, serta bagaimana mereka menjaga dan melestarikan warisan leluhur dalam kehidupan sehari-hari. (trr/jun)