Probolinggo (WartaBromo.com) – Warga Kelurahan Kedung Asem, Kecamatan Wonoasih, Kota Probolinggo, memanfaatkan limbah tahu sebagai sumber biogas. Setidaknya, 25 rumah tangga di wilayah tersebut kini menikmati gas dari pabrik tahu setempat.
Pemilik pabrik tahu, Ahmad Sidik, menjelaskan bahwa pemanfaatan limbah tahu menjadi biogas telah dimulai sejak 2014. Kesadaran akan potensi energi terbarukan dari limbah serta keinginan untuk mengurangi pencemaran lingkungan mendorong inisiatif ini.
Kerja sama dengan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), yang kini menjadi Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), menghasilkan instalasi biogas pertama di pabrik tahu Proma. Pabrik ini menghasilkan limbah tahu sebanyak 300-400 kg per hari.
Cukup untuk memenuhi kebutuhan gas bagi 25 rumah tangga sekitar. “Sebelum pandemi Covid-19, sekitar tahun 2019, kami pernah mencukupi kebutuhan gas hingga 46 rumah tangga,” ujar Sidik.
“Semakin banyak produksi tahu, semakin banyak limbahnya, sehingga lebih banyak pula rumah tangga yang bisa memanfaatkan biogas ini. Namun, jika produksi menurun, jumlah limbah juga berkurang,” lanjutnya.
Kegiatan di pabrik tahu Proma menarik perhatian Penjabat Wali Kota Probolinggo, Nurkholis. Pada Minggu siang (2/6/2024), ia mengunjungi pabrik untuk melihat perkembangan penggunaan biogas di sana. Di area produksi, Nurkholis menanyakan jumlah limbah yang diolah menjadi biogas sambil ikut mencoba menyaring bubur kedelai.
Sidik dengan antusias menceritakan perjuangannya dalam mengubah limbah menjadi energi yang bermanfaat. Setelah mendengar penjelasan di ruang produksi, kunjungan dilanjutkan ke salah satu dapur pengguna biogas. Di sana, Nurkholis mencoba menghidupkan kompor yang menggunakan gas dari limbah tahu.
“Tolong dilanjutkan program ini, Pak, karena sangat bermanfaat bagi masyarakat. Kami akan membahas lebih lanjut dengan DLH mengenai upaya mendongkrak produksi tahu agar bisa mencover lebih banyak rumah tangga pengguna biogas,” kata Nurkholis.
Nurkholis mengapresiasi usaha pabrik tahu dalam menyediakan biogas bagi masyarakat sekitar, menekankan pentingnya pengelolaan limbah yang ramah lingkungan sebagai bagian dari mitigasi perubahan iklim.
“Mengolah limbah menjadi sesuatu yang bermanfaat sangat diperlukan. Limbah cair yang dibuang tanpa diolah dapat merusak kualitas air sungai dan menambah emisi gas rumah kaca. Kita perlu mendorong lebih banyak pihak yang mendukung dan peduli lingkungan,” tambahnya. (saw)