Probolinggo (WartaBromo.com) – Sebuah Batik Bordir bertema Burung Phoenix karya Mujiono berhasil meraih Juara III pada ajang Lomba Adikarya Wastra Nusantara 2024. Apresiasi tinggi diberikan Penjabat Ketua Dekranasda Kota Probolinggo, Dewi Maharani Nurkholis, kepada Perajin Batik Larasati itu.
“Alhamdulillah, selamat kepada Batik Larasati Kota Probolinggo. Penghargaan ini semoga menjadi motivasi bagi para perajin lainnya untuk terus berinovasi dan mengembangkan batik Kota Probolinggo,” ujar Dewi, Jumat (31/5/2024).
Dewi Maharani juga menegaskan komitmennya untuk terus mendukung dan membina para pelaku usaha kecil dan menengah (UKM) di kota Probolinggo, khususnya di bidang batik. Ia berharap agar semua perajin batik dapat menampilkan kreativitas mereka dengan menghasilkan karya terbaik.
Karya Mujiono alias Pak Breng dinilai unik dan elegan berkat perpaduan warna serta kombinasi bordir yang memperindah batiknya. Hal ini juga menjadi inspirasi bagi para perajin lokal untuk lebih berani mengeksplorasi kreativitas mereka.
“Semoga karya-karya yang dihasilkan semakin berkualitas, dan Batik Kota Probolinggo semakin dikenal luas,” tambahnya.
Pak Breng sendiri menciptakan kombinasi batik tulis dan bordir sebagai upaya diversifikasi produk agar berbeda dari yang lain.
Karya “Burung Phoenix,” salah satu dari tiga karya yang diajukan lomba pada Pameran Adiwastra Nusantara di JCC, Jakarta (15-19/5). Berhasil memikat perhatian juri dan mendapatkan apresiasi tinggi dari kalangan pecinta batik.
Filosofi burung Phoenix yang melambangkan keberuntungan turut menambah daya tarik karyanya. Kain “Burung Phoenix” milik Pak Breng bahkan menarik minat Yanti Sukamdani, seorang pengusaha ternama, yang membeli karya tersebut seharga Rp. 3,5 juta.
Pameran Adiwastra Nusantara, di mana karya ini ditampilkan, merupakan ajang terbesar di Indonesia untuk memperkenalkan kekayaan kain tradisional Indonesia, termasuk batik, tenun, dan songket.
Lomba Adikarya Wastra Nusantara sendiri adalah bagian dari upaya melestarikan dan mengembangkan kekayaan budaya Indonesia melalui kain tradisional.
Sebagai pemenang, Pak Breng membuktikan bahwa batik tidak hanya soal tradisi, tetapi juga inovasi yang bisa menciptakan peluang ekonomi dan kebanggaan tersendiri bagi para perajinnya. (lai/saw)