Pasuruan (WartaBromo .com) – Tempat-tempat hiburan berselubung warung kopi tumbuh subur di Kabupaten Pasuruan. Laporan WartaBromo sebelumnya bahkan menyebut perputaran uang dalam sebulan mencapai Rp2 miliar lebih.
Tentu, situasi itu memunculkan dilematis. Di satu sisi, besarnya perputaran uang dari produk jasa hiburan warkop-warkop itu bisa menjadi sumber ceruk baru Pendapatan Asli Daerah (PAD).
Namun, di sisi lain, hadirnya tempat-tempat tersebut juga berpotensi menimbulkan persoalan. Misalnya saja, peredaran minuman keras, narkoba, hingga praktik prostitusi.
Sudah barang tentu, menjadi tugas pemerintah untuk terus menggali peluang-peluang yang bisa menjadi sumber baru PAD. Tak terkecuali dari kehadiran jasa warkop+ tersbut.
Tetapi, mengabaikan potensi dampak buruk dari hadirnya sebuah tren baru juga bukan hal yang bijak. Disitulah diperlukan standar normatif agar semua bisa berjalan selaras.
Setiap warga negara memiliki hak untuk ber-usaha. Apapun bentuknya asal tidak bertentangan dengan norma hukum. Tak terkecuali warkop+ yang banyak bermunculan.
Para pengusaha warkop ini memerlukan jaminan dalam menjalankan usahanya tanpa merasa khawatir. Tetapi, harus diakui bahwa kehadiran mereka juga memunculkan resistensi di sebagian kalangan. Terutama karena kehadiran para pemandu lagu di usaha mereka.
Tentu saja, kita tidak bisa berdebat di ruang sumir. Karena itu, bagaimana kemudian polemik ini sebaiknya bermuara, yuk ikuti diskusinya Senin (13/5/2024) pekan depan.
Kegiatan ini akan menghadirkan dua narasumber. Yakni, Ketua Bapemperda DPRD Kabupaten Pasuruan, H. Saad Muafi dan juga Direktur Pus@ka, Lujeng Sudarto.
Diskusi akan disoarkan secara langsung via Facebook dan juga YouTube WartaBromo. Meski begitu, pembaca juga dapat bergabung dan berinteraksi langsung dengan mendaftarkan diri melalui: Daftar di sini. (redaksi)
Follow Official WhatsApp Channel WARTABROMO untuk mendapatkan update terkini berita di sekitar anda.
Klik disini.
