Semarang (WartaBromo.com) – Jagat Twitter diramaikan dengan kasus dugaan penyalahgunaan donasi yang dilakukan oleh pemilik akun @singgihsahara. Kasus ini pun ramai hingga trending di Twitter.
Bagaimana sebenarnya ceritanya?
Singgih Sahara melalui akun Twitternya rutin membuat thread mengenai ibunya yang menderita gagal ginjal. Ia mengaku membutuhkan dana untuk melakukan cuci darah secara rutin.
Meski katanya telah tertanggung BPJS Kesehatan, namun Singgih mengaku sang ibu masih membutuhkan biaya operasional untuk pengobatan yang tidak ditanggung BPJS. Ia pun membuka penggalangan dana melalui KitaBisa mulai tahun 2021 lalu.
Selain melalui platform penggalangan dana, Singgih juga aktif membagikan thread untuk menggalang dana melalui akun bank pribadinya. Pada setiap postingan, Singgih biasanya menyertakan kebutuhannya dengan nominal. Misalnya Rp2 juta, Rp7,8 juta, dan lain sebagainya.
Singgih juga meminta donasi untuk sang anak yang katanya menderita speech delay dan ada indikasi autis. Biaya ini untuk pengobatan.
Untuk meyakinkan donatur, Singgih melampirkan foto sang ibu saat di rumah sakit, anaknya saat di rumah sakit, rekeningnya yang tidak ada uang hingga nota.
Namun, netizen cukup jeli untuk mencermati. Sebab, aksi yang dilakukan sejak tahun 2021 ini terlihat hanya melampirkan bukti foto yang itu-itu saja. Netizen pun meminta bukti aliran uang yang selama ini mengalir ke rekening Singgih.
Singgih pun kemudian meminta maaf terkait hal ini. Namun ia mengaku jika uang yang terkumpul, untuk kebutuhan perawatan ibu dan anak.
“Dana yang terkumpul saya gunakan untuk keperluan obat dan penunjang perawatan ibu dan anak saya. dan juga untuk membayar kontrakan,” ujarnya.
Namun demikian, warga Twitter tak tinggal diam. Beberapa akun mulai mencari tahu keberadaan Singgih. Mereka juga mendatangi rumah Singgih untuk mencari bukti dugaan penyelewengan donasi.
Bahkan beberapa orang berinisiatif mengumpulkan jumlah donasi yang telah masuk ke Singgih sejak empat tahun terakhir. Hingga berita ini ditulis, donasi yang terkumpul mencapai Rp122 juta.
Saat ini warganet masih berupaya mengumpulkan bukti. Termasuk pihak KitaBisa yang juga menaungi sebagian dana donasi. (may)