Probolinggo (WartaBromo.com) – Dalam sepekan terakhir, Probolinggo diserbu oleh impor beras dari Vietnam, yang tiba di kota tersebut sebagai bagian dari cadangan pangan yang diatur oleh Perum Bulog Kantor Cabang Probolinggo.
Tetapi, kedatangan besar-besaran beras impor ini membuat Mahbub Zunaidi, Kepala Dinas Pertanian (Diperta) Kabupaten Probolinggo, mengungkapkan keprihatinannya. Terutama, karena saat ini merupakan musim panen raya padi di daerah tersebut.
“Saatnya panen raya, bagaimana dengan harga gabah petani? Semoga ada solusi pengeluarannya,” ujarnya pada Senin (18/3/2024).
Menurut Mahbub, luas tanaman padi pada musim tanam 1 mencapai 30.062 hektar dengan luas panen mencapai 3.431 hektar. Dari luas tersebut, diprediksi mampu menghasilkan 177.041,27 kuintal gabah.
Sebelum panen raya, harga gabah mencapai Rp8.000 per kg atau Rp8 juta per ton. Namun, dengan berlimpahnya pasokan saat panen raya, harga gabah cenderung turun, yang tentunya menjadi kekhawatiran bagi petani.
“Kami berharap Bulog akan membeli gabah dari petani dengan harga yang wajar,” tambahnya.
Mahbub juga menjelaskan bahwa berdasarkan Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas), kebutuhan beras masyarakat Kabupaten Probolinggo mencapai sekitar 98 kilogram per kapita per tahun.
Dengan jumlah penduduk mencapai 1,2 juta jiwa, total kebutuhan beras dalam setahun mencapai 120.000 ton. “Meskipun begitu, masih ada surplus,” tegasnya.
Diketahui sejak 10 Maret lalu, ribuan ton beras impor asal Vietnam dibongkar muat di Pelabuhan Tanjung Tembaga Kota Probolinggo. Beras cadangan pemerintah itu, diangkut dengan kapal kargo PHU DHAT 268 berbendera Vietnam dengan kapasitas 3.200 ton. (saw/saw)