Kraksaan (WartaBromo.com) – Sebanyak 171 bayi di Kabupaten Probolinggo dikubur hanya dalam 3 catur wulan. Menjadi atensi pemerintah setempat untuk mengambil langkah ekstra.
“Nomor 2 tertinggi se-Jawa Timur,” ungkap Pj. Bupati Probolinggo, Ugas Irwanto, Rabu (13/12/2023).
Jumlah itu, kata Ugas merupakan angka kematian bayi (AKB) di Kabupaten Probolinggo sampai dengan tanggal 30 September 2023. Kematian terbanyak terjadi bahkan terjadi pada periode Januari hingga Juni. Dengan jumlah kematian bayi sebanyak 119 bayi.
Ada 125 kematian terjadi di rumah sakit wilayah Kabupaten Probolinggo. Sedangkan untuk Puskesmas, kematian terbanyak terjadi di Puskesmas Sumberasih, Dringu, Krucil, Leces, Jabungsisir, Kraksaan dan Krejengan.
Tak hanya AKB, angka kematian ibu (AKI) juga cukup tinggi. Dillaporkan sebanyak 15 kematian pada periode Januari hingga Juni 2023. Merupakan nomor 2 tertinggi se-Jawa Timur.
Sementara data prevalensi stunting (berdasarkan bulan timbang Agustus) sebesar 12,77% atau 9.147 bayi. “Wilayah kerja puskesmas stunting terbanyak adalah Puskesmas Kotaanyar, Jabungsisir, Banyuanyar dan Krucil,” terang Ugas.
Ugas menyebut setidaknya ada 4 langkah aktif yang akan dimaksimlakan pihaknya. Yaitu pertama, bulan penimbangan. Kedua, bulan Vitamin A untuk anak balita. Ketiga, bulan tumbuh kembang anak. Terakhir dengan Pekan ASI se-Dunia.
“Selain itu, meningkatkan kepedulian keluarga dan masyarakat tentang kesehatan ibu hamil. Sehingga kelahiran bayi dan kesehatannya bisa terpantau selalu. Dengan begitu angka kematian bayi bisa ditekan seminimal mungkin,” tuturnya.
Keterlibatan lintas sektor dan masyarakat, diakui menjadi salah satu solusi dalam menurunkan AKB dan AKI. Selain memaksimalkan peran dari kader kesehatan dalam Posyandu.
“Tentunya, kader tidak bisa melaksanakannya sendirian, perlu adanya kerjasama yang sinergis antara pihak-pihak terkait, seperti pemerintah desa, PKK maupun pihak swasta,” kata Pj Ketua TP PKK Kabupaten Probolinggo Rita Erik Susanti. (saw/saw)