Lentera itu juga bisa dibuat untuk hiasan dinding di rumah, kamar, gazebo hingga mobil antik.
Laporan : Akhmad Romadoni
SEBUAH karya seni bernilai tinggi dibuat oleh warga di Kelurahan Gentong, Kecamatan Gadingrejo, Kota Pasuruan. Lentera namanya, yakni perangkat pencahayaan portabel yang berfungsi untuk penerangan atau sumber cahaya ini mampu menghasilkan pundi-pundi rupiah.
Ditemui di rumahnya, Noval Adi Irmawan (39) dan ayahnya Imron Yasin (64) sedang sibuk membuat lentera yang sudah dipesan oleh beberapa customer dari lokal maupun internasional.
Satu persatu plat kuningan yang sudah dibentuk itu dipotong hingga menjadi sejumlah bagian. Kemudian, Imron dengan teliti mulai merapikan bagian-bagian potongan itu untuk dijadikan lentera.
“Nggak ada yang sulit, cuma butuh telaten. Ini pengerjaan satu pasang lentera bisa 2-3 hari,” kata Imron sambil memproses pembuatan lentera tersebut, Kamis (30/11/2023).
Sambil mengerjakan lentera itu, Imron juga bercerita tentang sejarah usaha miliknya. Dimulai dari ayahnya yang juga sebagai perajin lentera “dokar” atau lentera delman sejak tahun 1953 lalu. Ia mengaku tertarik untuk belajar membuat lentera tersebut.
“Dulu itu Pasuruan kan banyak “dokar” (delman). Banyak pesanan itu, kan lentera itu buat lampu toh,” katanya.
Lambat laun, usaha pembuatan lentera itu semakin digemari oleh banyak orang. Selain dibuat untuk lampu penerangan di delman, lentera itu juga bisa dibuat untuk hiasan dinding di rumah, kamar, gazebo hingga mobil antik.
Imron juga mengatakan, kesulitan membuat lentera ini hanya masalah waktu. Dari pesanan yang ada, beberapa customer banyak yang meminta lentera tersebut cepat selain.
“Didesak waktu, karena kan by order, jadi pesan langsung dibuat,” terangnya.
Noval Adi Irmawan (39), anak dari Imron ini juga mengaku sudah belajar membuat lentera dan meneruskan usaha kakeknya itu sejak tahun 2020 lalu. Menurutnya, lentera buatannya itu memiliki nilai seni yang tinggi.
“Kan homemade, bikinnya juga manual, butuh waktu dan ketelitian yang tinggi. Bentuk dari lenteranya pun juga banyak dicari orang,” kata Noval, generasi ketiga dari usaha lentera klasik tersebut.
Saat ini, Noval fokus untuk memasarkan sejumlah produk lentera ini ke beberapa daerah di indonesia hingga internasional. Hingga saat ini, produk miliknya sudah sampai di Malaysia hingga Belanda.
“Belanda juga pernah, saat itu pesan 10 pasang untuk restoran,” katanya.
Selain luar negeri, lentera buatan asli Kota Pasuruan itu juga sudah merambah pasar lokal. Mulai dari Surabaya, Malang, Batu, Lamongan, Tuban, Jakarta hingga beberapa daerah lainnya.
“Yang ramai itu buat hiasan dinding. Tapi ada juga yang pesan buat delman hingga mobil klasik, itu biasanya dari jogja,” paparnya.
Harga dari satu pasang yang berisi dua lampu lentera itu dijual dengan harga Rp1,5 juta. Dalam sebulan ia mampu mengerjakan 12 pasang lentera.
“Paling banyak sih 12 pasang itu 24 lampu. Kalau norman 6 sampai 7 pasang aja tiap bulan,” imbuhnya.
Noval juga berharap, kedepan proses pengerjaan lentera miliknya itu bisa menggunakan mesin untuk menghemat waktu. (may)