Kraksaan (WartBromo.com) – Desa Kalibuntu, Kecamatan Kraksaan, Kabupaten Probolinggo bakal terbebas dari banjir rob. Seiring dibangunnya sistem pengendali banjir rob di ujung barat desa tersebut.
Peletakan batu pertama (ground breaking) proyek tersebut dilakukan oleh Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa pada Jumat (17/11/2023). Ia didampingi oleh PJ Bupati Probolinggo, Ugas Irwanto, Kepala Dinas Pekerjaan Umum Sumber Daya Air (DPU SDA) Provinsi Jawa Timur, Baju Trihaksoro, dan sejumlah pejabat lainnya.
“Semoga bangunan pengendali banjir di Desa Kalibuntu ini menjadi jawaban dan solusi atas keresahan masyarakat terkait banjir rob yang terjadi hampir tiap bulan. Tapi tidak lupa kita juga tetap harus melakukan upaya preventif dan mitigasi dalam menghadapi bencana yang terjadi,” sebut Khofifah.
PJ Bupati Probolinggo, Ugas Irwanto, menyoroti manfaat positif proyek ini bagi masyarakat setempat. “Harapannya dengan terbebas dari banjir rob, masyarakat lebih sehat. Karena banjir rob membawa sampah-sampah. Yang kedua, masyarakat bisa fokus pada mata pencahariannya sebagai nelayan,” sebutnya.
Proyek ini, didukung dengan dana APBD Provinsi Jawa Timur 2023 senilai Rp. 4.008.974.552. Bangunan ini meliputi pembangunan pintu air selebar 27,6 meter dengan tinggi pondasi 6 meter yang terdiri dari 5 pintu.
Tak hanya itu saja, ada juga perbaikan bangunan tanggul parapet lama sepanjang 342,8 meter dan rencana revertment pasangan batu baru atau tanggul parapet baru sepanjang 261 meter dengan ketinggian 6 meter. Selain itu juga akan diperbaiki pula fasilitas jalan desa sepanjang 148,12 meter
“Proyek yang dimulai sejak 10 November itu, ditargetkan selesai pada 1 Desember. Dengan catatan tidak ada hujan, jika ada hujan bisa lebih lama,” ujar Baju Trihaksoro.
Khairul Anam, selaku Kepala Desa Kalibuntu mengatakan, banjir rob yang melanda desanya sudah berlangsung lama. Pemerintah desa dan pemerintah daerah bukan tak turun tangan. Bersama masyarakat sudah berupaya mengendalikan banjir dengan bergotong royong.
“Tapi memang yang dibutuhkan adalah cepat tanggap. Alhamdulillah berkat perhatian khusus ibu gubernur, dengan selesainya pembangunan, Insyaallah berakhir penderitaan rakyat Kalibuntu,” katanya dengan optimis.
Ketika banjir rob melanda, area seluas 39,2 hektare di Desa Kalibuntu tergenang air setinggi 30-50cm. Sebanyak 900 Kepala Keluarga (KK) turut terdampak banjir. Fasilitas umum dan sosial, seperti 3 masjid, 6 mushala, 1 kantor desa, 1 Tempat Pelelangan Ikan (TPI) dan akses jalan juga terdampak banjir rob ini.
Ada tanggal-tanggal tertentu yang seringkali banjir rob melanda. Jika musim kemarau, banjir rob biasanya terjadi siang hari pada tanggal 13-15 dan 28-30 pada tiap bulannya. Sedangkan saat musim penghujan, banjir rob biasanya terjadi pada malam hari pada tanggal perkiraan yang sama dengan musim kemarau.
Salah satu warga menyebut jika banjir rob sudah melanda sejak 2010 lalu. Tiap bulan, air dari laut masuk ke rumah warga. Bahkan dalam 6 sekali, banjir rob sangat parah. “Banjirnya besar sekali, tiap bulan dua kali. Itu sejak 2010 sudah masuk rumah,” kata Koridmah.
Dibangunnya sistem pengendalian banjir rob tersebut, disambut sukacita oleh warga setempat, termasuk wanita berhijab itu. “Ya tentunya lebih, air tidak masuk lagi,” lanjut ia.
Banjir menjadi permasalahan serius yang harus segera ditangani. Banjir terjadi akibat curah hujan tinggi dan akibat naiknya air laut ke daratan (rob). Selain perubahan iklim yang menyebabkan muka air laut naik, terjadinya penurunan muka tanah (land subsidence) ditengarai menjadi penyebab rob terjadi kian parah. (ADV)