Sukapura (WartaBromo.com) – Perobekan bendera Belanda di atas Hotel Yamato, Surabaya, 1945 silam menjadi peristiwa heroik sejarah kemerdekaan RI. Selang 78 tahun, ternyata ada satu pejuang kemerdekaan yang masih hidup hingga kini.
Namanya Ahmad alias Mbah Amad. Usianya kini mencapai 103 tahun. Namun, ketika datang ke Lereng Bromo, fisik Mbah Amad masih lincah dan bugar.
Ya, bersama sejumlah tokoh penting, Mbah Amad menyempatkan diri untuk bersilaturahmi dan mengobarkan semangat kemerdekaan pada pemuda Tengger. Salah satu jujugan veteran perang kemerdekaan ini adalah Desa Wonokerto, Kecamatan Sukapura, Kabupaten Probolinggo.
Mbah Amad merupakan sosok veteran yang turut andil dalam peristiwa perobekan bendera Belanda di Hotel Yamato 19 September 1945 di Surabaya.
Momen hari pahlawan ini, dirinya berpesan kepada generasi muda agar senantiasa berjuang mengisi kemerdekaan yang susah payah diraihnya dulu. “Isilah kemerdekaan ini dengan semangat juang dan hal yang bermanfaat,” ujarnya, di Wonokerto, Kamis (09/11/2023).
Beli buku Ensiklopedia Pahlawan Indonesia yuk!
Salah satu cara mengisi kemerdekaan adalah, dengan berpegang teguh pada aturan pemerintah, serta menghormati orang tua. “Jangan belok kanan kiri, ikuti aturan dan terapkan Pancasila. Karena perbuatan tersebut dasar membentuk generasi muda yang berkarakter di tengah krisis moral saat ini,” imbuhnya.
Tanpa memakai jaket, Mbah Amad asyik bercengkrama di luar ruangan, di bawah kaki bukit Ringgit. Dimana suhu udara saat itu, sekitar 19 derajat celcius.
Ingatan saat perjuangan meraih kemerdekaan dahulu, masih nyata di benak Mbah Amad. Terutama titah Bung Tomo, sebagai komandan kemerdekaan saat itu.
Gelora Bung Tomo yang selalu bersemangat saat melawan Belanda, hingga gugurnya Jendral Mallaby, yang kini terus terkenang di ingatannya.
“Salah satu pesan beliau itu, kami harus menanamkan rasa nasionalis dan tidak mudah menyerah. Itu yang terus kami pegang teguh hingga kini,” kenangnya.
Warga Genteng Kali, Surabaya ini menuturkan, saat terjadi gerakan melawan Belanda di Surabaya hingga perobekan bendera Belanda, dirinya mendapat tugas penting. Yakni untuk menyiapkan tangga.
Sehingga tentara kemerdekaan bisa naik ke puncak hotel dan merobek bendera Merah-Putih-Biru milik Belanda. Menjadi sang saka Merah Putih. Peristiwa itu kemudian dikenal dengan perobekan bendera Belanda di Hotel Yamato Surabaya.
Selain itu pada tahun 1965 Mbah Amad, sempat mendapat tugas misi perdamaian di Kongo. Di tahun 2023 ini dirinya merupakan satu-satunya sosok pahlawan dan saksi sejarah dalam peperangan 10 November yang masih hidup.
Kisah perjuangan dan prinsip hidup Mbah Amad pun, menjadi inspirasi pemuda Tengger. Termasuk bagi prajurit TNI yang kini masih aktif bertugas di Koramil Sukapura.
Pelda Nurhuda Dodik, anggota Koramil Sukapura, mengaku bangga dan berkesan, lantaran bisa bercengkrama dengan veteran perang kemerdekaan RI di era 1945 silam.
“Bertemu dengan beliau merupakan suatu kehormatan, ibaratnya saya menemukan pusaka dalam misi keprajuritan saya,” tandas lelaki yang akrab disapa Dodik ini. (lai/saw/may)