Balkondes PGN Desa Karangrejo Magelang Jadi Desa Wisata Nasional Berkat Empowering Masyarakat

319

Anda yang ingin jalan-jalan ke Candi Borobudur, Magelang, sesekali perlu menginap di Balai Ekonomi Desa (Balkondes). Ada 20 Balkondes di sekitar 7 keajaiban dunia itu. Salah satunya Balkondes Desa Karangrejo, binaan Pertamina Gas Negara (PGN). Seperti apa?

Laporan: Muhammad Hidayat

Jalan-jalan ke Candi Borobudur, kurang lengkap rasanya jika tidak mampir di Balkondes Karangrejo. Jika anda googling atau melalui medsos Balkondes Karangrejo, anda akan disuguhi suasana ala pedesaan. Masih terlihat asri. Para wisatawan domestik dan luar negeri bisa menikmati destinasi wisata disana. Lumayan lengkap. Ada Puthuk Setumbu.

Destinasi ini banyak diminati, khususnya bagi kaum muda. Puthuk Setumbu dikenal, terutama bagi penikmati sunrise (matahari terbit). Popularitasnya kian melejit saat muncul di salah satu scane film: Ada Apa Dengan Cinta (AADC) 2.

Tidak hanya itu. Nikmati landskap gagahnya Bukit Menoreh. Dulu ketika tahun 1980-an, Bukit Menoreh ini hanya bisa didengar melalui siaran radio. Namun, kini kita bisa tahu secara langsung gagahnya bukit yang masih alami itu.

Destinasi wisata lainnya yang bisa dinikmati adalah Gereja Ayam dan wisata Kebun Buah. Ada macam-macam sektor pertanian dan perkebunan yang dimodifikasi silih berganti. Jika pada musim tertentu, wisatawan bisa diajak mengunjungi kebun buah tersebut. Ada beragam tumbuhan, seperti rambutan, manggis, kelapa, sayuran yang diolak penduduk disana.

Tentu saja, semua destinasi wisata ini seperti dirangkai kedalam sabuk wisata. Simultan dalam satu paket. Selain paket Candi Borobudur sebagai destinasi yang melegenda di dunia. “Kami bersyukur Balkondes Karangrejo sudah menjadi desa wisata nasional. Semua ini berkat kerja keras masyarakat semua,” ujar Muhamad Heli Rofikun, sang Kepala desa didampingi Widodo, Direktur BUMDES Karangrejo dihadapan saat media gathering bersama media kerjasama PGN di Jawa Timur, Rabu (11/10/2023).

Rofikun sempat bercerita tentang masa lalu. Dulu, Karangrejo termasuk desa tertinggal. Bahkan bisa dibilang termiskin. Namun seiring berjalannya waktu, ada pemikiran untuk mengembangkan desa ini dengan memberdayakan (empowering) potensi dan kekuatan penduduk. Sembari tetap memanfaatkan kekuatan Candi Borobudur. Apalagi, jarak antara Candi Borobudur dengan Desa Karangrejo ini tidak terlalu jauh. Hanya sekitar 3 Km saja.

“Kami coba untuk merintis usaha ini sekitar 2009. Lalu, pelan-pelan kita buka Balkondes tahun 2012. Saat itu masih home stay saja. Dan baru tahun 2017, PGN mendukung langkah kami untuk bersinergi. Sehingga, kami dan seluruh penduduk tambah bersemangat,” imbuh Widodo, Direktur BUMDES menambahkan.

Homestay yang dikelola Balkondes Karangrejo, Desa Binaan PGN di Borobudur Magelang Jawa Tengah

Sinergitas Balkondes Karangrejo dengan Pertamina Gas Negara (PGN) kian ciamik dengan berkembangnya inovasi masyarakat. Selain penginapan berupa homestay/cottage, juga ada resto dengan kuliner ala pedesaan. Café yang didesain kekinian bernama Tantrum.

Jika ada tamu atau wisatawan yang datang, mereka disuguhi jajaran khas UMKM desa mereka. Oleh-oleh atau merchandise nya juga buatan penduduk sekitar. Dan sebagian dari destinasi wisata itu bisa dijangkau dengan tour VW keliling. VW ini disediakan bukan hanya Balkondes Karangrejo saja. Tapi untuk Balkondes lain atau destinasi sekitar Candi Borobudur.

Dengan VW Tour ini, para wisatawan bisa dikenalkan Bukit Menoreh, café Tantrum. Edukasi meracik gula aren. Mencicipi produk UMKM milik penduduk dan destinasi lainnya. “Kita berdayakan masyarakat. Karena, bagi kami bukan mengejar omset semata. Namun yang kita kedepankan adalah benefid. Kemanfaatan buat penduduk dan pelayanan kami,” cetusnya. “Ya, sesuai motto kami: Datang Nyaman, Pulang Senang,” imbuh Widodo.

Dengan kekuatan empowering warga itulah, Heli Rofikun dan Widodo terus mengembangkan Balkondes. Semua warga berbagai lulusan, mulai SD, SMP, SMA, bahkan Sarjana diajak terlibat dalam mengembangkan Balkondes. Jika selama ini, mereka banyak mencari pekerjaan di luar desa, maka dengan majunya Balkondes, para pemudanya balik ke desanya sendiri. “Ada juga warga kami yang kami gaji per bulan Rp 3,6 juta. Kami juga pernah mendapatkan hadiah dari Kementerian sampai Rp 1 miliar. Dan itu kami bicarakan dengan pengurus dan warga secara transparan,” tegas Heli.

Balkondes ini berdiri diatas bengkok (tanah ganjaran milik Kades). Namun, kades Heli tidak meminta bagian besar dari bengkok itu. Semuanya diatur atas kesepakatan pihak BUMDES. Artinya, saat ada keuntungan dari Balkondes, rinciannya 35 persen keuntungan akan dibagikan untuk abdi desa termasuk kepala desa. 35 persen untuk operasional Balkondes. 10 persen akan dibagikan untuk pengembangan infrastruktur dan fasilitas desa. 10 persennya dibagikan untuk sosial termasuk dibagikan ke 6 dusun yang ada di Desa Karangrejo
Sehingga, pada 2022 lalu, Balkondes yang dikelolanya mampu mendapatkan omset hingga Rp 1,8 miliar. Dari omset itu kemudian dipotong untuk biaya operasional dan pengembangan. Serta disisihkan untuk keuntungan yang dibagikan kepada perangkat desa serta dusun.

Lantas bagaimana dengan wisata TNBTS sekitar Bromo? Bisakah dibuat Balkondes. Jika mendengar pernyataan dari Heli Rofikun dan Widodo, kuncinya ada pada kekuatan dan empowering warga desa. Selain itu, jika sudah tertata dan memiliki omset lumayan besar, harus transparan dan akuntabel. “Kalau di kami sih, sifatnya supporting. Kuncinya harus kekuatan masyarakat dan pimpinan desanya dulu. Kalau sudah kuat, kami tentu bisa mengkajinya,” cetus Hamalsyahan, Pj Division Head, Region Support and Services SOR III PGN yang kebetulan duduknya berdampingan dengan saya saat itu. (day)

Website with WhatsApp Message
Follow Official WhatsApp Channel WARTABROMO untuk mendapatkan update terkini berita di sekitar anda. Klik disini.