Pasuruan (WartaBromo.com) – Beberapa hari terakhir ini warganet gencar membagikan foto Habib Muhammad Alex di status WhatsApp-nya. Bahkan foto tersebut juga akhirnya viral di media sosial.
Beberapa warganet pun bertanya-tanya, lantas siapa sosok Habib Muhammad Alex atau yang akrab disapa Habib Alex itu siapa sih?
Informasi yang didapat, sosok Habib Alex ini tidak asing lagi bagi masyarakat di pedesaan hingga di perkotaan daerah Probolinggo, baik di Kabupaten maupun di Kota. Ia dikenal sebagai sosok yang ucapan dan doanya makbul sering terkabulkan.
Habib Alex memiliki nama lengkap Habib Muhammad Bin Muhammad Shodiq Bin Habib Husein Bin Hadi Al-Hamid yang dikenal sebagai ‘Wali Majdub’ atau wali dengan gaya yang cenderung diluar kebiasaan umumnya.
Jika sesuai dengan nasab kakek dibelakangnya, maka ia merupakan keturunan dari Habib Husein bin Hadi Al Hamid, Hadramaut, Yaman Selatan yang merupakan putra dari Habib Hadi bin Salim Al-Hamid Habib.
Ayah Habib Hadi bin Salim Al-Hamid adalah Habib Husein, seorang alim yang dikenal sebagai salah seorang wali yang kesohor di Hadramaut.
Habib Husein bin Hadi Al Hamid sendiri wafat pada Januari 1986 dan dimakamkan di sebelah utara Masjid Al Mubarok, komplek Pondok Pesantren Ahlus Sunnah Wal Jamaah, Desa Brani Kulon, Kecamatan Maron, Probolinggo, Jawa Timur.
Sementara itu, Habib Alex juga diketahui tinggal di Desa Brani Kulon, Kecamatan Maron, Probolinggo. Ia memiliki 5 orang putra yang salah satunya adalah Habib Abu Bakar Syarif.
Habib Abu Bakar Syarif lah yang diutus sang ayah untuk menyebarkan foto dan video hingga kini menjadi viral di media sosial. Mulai dari WhatsApp hingga Instagram.
“Kalau untuk abah yang disebut sebagai sosok yang doanya diijabah atau bahkan disebut sebagai Wali Majdub, itu terserah persepsi orang yang tahu sosok abah,” kata Habib Abu Bakar Syarif dilansir dari detik.kom.
Lebih lanjut dijelaskan, ayahnya seringkali dikenal masyarakat sekitar, terutama warga Brani Kulon, Kecamatan Maron, dengan sebutan macam-macam atas kewaliannya yang khoriqul ‘adah (keluar batas kewajaran manusia). (lio/yog)