Sukapura (WartaBromo.com) – Kebakaran akibat flare prewedding di Savana Watangan, atau bukit Teletubies Bromo, memang sudah padam.
Tak hanya mengubah bukit rindang menjadi hitam, kebakaran yang terjadi sejak sepekan lalu itu juga melelehkan pipa sambungan air bersih milik warga tengger.
“Sudah lima harian airnya mati pak yang di sana itu (tandon air yang saluran pipanya terbakar), adanya hanya di sini. Tapi ya kecil, kan musim kemarau,” ujar salah satu warga Wonotoro, Suli, Rabu (13/09/2023).
Sedikitnya 5 desa mengalami krisis air bersih akibat kerusakan pipa karena kebakaran tersebut. 300 lonjor pipa, atau saluran sepanjang 2 kilometer leleh terbakar bersamaan dengan terbakarnya savana.
Lima desa yang terdampak antara lain Desa Ngadisari, Jetak, Wonotoro, Ngadirejo dan Ngadas. Sekitar 1.000 lebih kepala keluarga terdampak kekurangan air bersih. Tangki air penyimpanan dari sumber tersebut pun kering kerontang. setelah rusak saat kebakaran sepekan lalu.
“Warga saya saja sekitar 230 kepala keluarga, Jetak juga sama sebanyak itu. Rusak pipa saluran airnya yang bersumber di Watangan,” kata Kepala Desa Wonotoro, Sarwo Slamet.
Kalaupun ada sumber air yang masih mengalir, debitnya sangat kecil, berasal dari sumber Widodaren yang tidak terdampak kebakaran. Karena musim kemarau, terkadang debit air juga menurun sampai mati.
Warga lain, menyiasati dengan membeli air bersih dari bawah. seharga 150 ribu untuk 1.000 liter. Sejauh ini, pihak desa masih belum berani membenahi saluran pipa yang hangus akibat kebakaran.
“Memang belum diperbaiki, kami khawatirkan masih ada bara yang tersisa. Kan bahaya juga kalau warga kami sampai menginjaknya,” sambung Sarwo.
Pihak desa sempat meminta bantuan air bersih pada BPBD Kabupaten Probolinggo, namun belum ada respon sampai saat ini. Warga pun hanya bisa mengandalkan debit air yang kecil atau membeli secara swadaya. (lai/saw/yog)