Suzzanna Malam Jumat Kliwon (2023): Dendam yang Kurang Horor

360

Oleh: Amal Taufik

PADA film pertama, Suzzanna: Bernapas Dalam Kubur (2018), karakter Suzzanna Martha Frederika van Osch, sang ratu horor Indonesia, dinilai berhasil dihidupkan kembali. Tahun ini, Suzzanna kembali tampil di layar lebar lewat Suzzanna: Malam Jumat Kliwon (2023).

Film kedua berkisah tentang keluarga Suzzanna (Luna Maya) yang punya utang puluhan juta kepada Raden Aryo (Tio Pakusadewo). Agar utang keluarganya lunas, Raden Aryo meminta Suzzanna menjadi istri mudanya.

Suzzanna sendiri di sini diceritakan sudah memiliki kekasih bernama Surya (Achmad Megantara). Pernikahan Suzzanna dengan Raden Aryo kontan membuat istri pertama Raden Aryo, Minati (Sally Marcelina) cemburu.

Kecemburuan inilah yang melatarbelakangi Minati untuk menghabisi Suzzanna. Pada suatu malam Jumat kliwon, Minati membunuh Suzzanna yang sedang hamil dengan cara mengirim santet ke tubuhnya.

Luna Maya sebagai Suzzanna, lagi-lagi, berhasil memuaskan penonton sebagaimana di film pertamanya. Ia berhasil menghidupkan figur Suzzanna lewat cara bicara, gestur, hingga cara tertawanya saat menjelma sundel bolong.

Dari sisi visual, film ini membangun nuansa gelap, juga kelam. Tata artistiknya berkelas. Iringan musik di beberapa momen cukup berhasil membuat penonton hanyut dalam suasana mencekam. Apalagi saat kamera zoom in ke wajah sundel bolong.

Elemen gore membuat film ini makin keren dari segi visual. Adegan melahirkan dari punggung, lalu adegan-adegan sundel bolong menghabisi “musuh”-nya terasa memuaskan. Efeknya tidak tanggung-tanggung.

Hanya saja, dari sisi penceritaan, film ini sangat biasa saja. Saya merasa motif Suzzanna dalam bertindak tidak jelas. Di lain sisi ia seperti ingin balas dendam terhadap orang-orang yang membuatnya menderita. Di sisi lain, ia ingin menampilkan figur seorang ibu yang ingin melindungi anaknya.

Posisi dia sebagai dedemit pun juga sangat tidak jelas. Suzzanna bisa menjelma sundel bolong dengan tawa yang mengerikan, namun dalam waktu yang sama ia seolah menjadi manusia biasa.

Ada adegan di mana Suzzanna yang sudah menjadi sundel bolong bertemu asistennya, Ratih (Taskya Namya) di hutan. Ia nangkring di atas pohon lalu terbang turun meneror Ratih, seolah-olah lupa dengan Ratih, hingga harus dicegah Surya.

Tapi setelah itu dihentikan Surya, Suzzanna dengan ramah menyapa Ratih. Adegan yang mirip seperti itu bertebaran di beberapa momen, sehingga menyebabkan penonton bingung.

Selain soal unsur horor, film ini tak lupa membubuhi warna komedi. Unsur komedinya, menurut saya, cukup membuat penonton terhibur. Duet Rojali (Rojali) dan Japra (Adi Bing Slamet) saya pikir berhasil membuat penonton terpingkal pada beberapa momen.

Sebagai tontonan horor, film garapan Guntur Soeharjanto tidak cukup menyeramkan. Ia tidak memberi kesan mendalam bagi penonton. Suzzanna: Malam Jumat Kliwon lebih mirip film balas dendam dibanding film horor. (asd)

Website with WhatsApp Message
Follow Official WhatsApp Channel WARTABROMO untuk mendapatkan update terkini berita di sekitar anda. Klik disini.