Pandaan (WartaBromo.com) – Tim Program Keanekaragaman Hayati (Kehati) PT. Tirta Investama bekerja sama dengan tenaga ahli dari perguruan tinggi ITS NU Pasuruan, BRIN Purwodadi, LMDH Mulyo Rejo, dan Eksis Mandiri Nusantara telah melakukan kegiatan monitoring burung di Kawasan Hutan Gunung Arjuno Pasuruan.
Kegiatan monitoring ini dilakukan secara berkala setiap tahun dengan tujuan untuk memastikan kelestarian ekosistem hutan dan memahami keanekaragaman hayati yang ada di wilayah tersebut.
Hasil penelitian monitoring dari periode 2021 hingga 2023 terdapat 42 spesies burung dari 27 famili yang berada di kawasan Hutan Gunung Arjuno Pasuruan.
Selama tiga tahun terakhir, tim berhasil mencatat bertambahnya jumlah perjumpaan jenis burung dari 18 jenis pada tahun 2021 menjadi 35 jenis pada tahun 2023.
Total keseluruhan jenis burung yang termonitoring selama periode tersebut mencapai 42, dengan 10 di antaranya tergolong burung endemik.
Monitoring burung dilakukan di berbagai titik berbeda di kawasan Hutan Gunung Arjuno, dengan fokus pada tipe habitat lokasi pemantauan, waktu pemantauan, serta karakter morfologi dari setiap jenis burung yang diamati. Penemuan ini menunjukkan bahwa ekosistem hutan di wilayah ini mendukung kehidupan beragam jenis burung.
Endik Deni Nugroho selaku tim ahli dibidang fauna ITS NU Pasuruan menuturkan beberapa jenis burung yang sering terjumpai selama monitoring adalah Cabai Jawa, Takur ungkut ungkut, Cucak kutilang, Merbah Cerukcuk, Sepah kecil, dan Bondol Jawa yang merupakan burung omnivora dengan pola makan buah-buahan, biji, dan serangga. Selain itu, ada pula burung karnivora seperti Paok Pancawarna dan Cekakak Sungai yang memakan ikan dan serangga, serta burung insektivora seperti Perenjak coklat dan Cipoh kacat yang memakan serangga.
Ditambahkan, Dalam upaya konservasi, hasil monitoring juga memantau status konservasi burung berdasarkan klasifikasi IUCN, PP P.106/MENLHK/SETJEN/KUM.1/12/2018, dan CITES. Dari hasil tersebut, terdapat 1 spesies burung yang tergolong status endangered (EN) yaitu Kacamata Jawa, 2 spesies dengan status vulnerable (VU) yaitu Kacamata biasa, Perenjak Jawa, dan Serindit Jawa. Sementara itu, 6 spesies di antaranya, seperti Kacamata Jawa, Paok Pancawarna, Alap-alap sapi, Sikep-madu Asia, Elang Ular Bido, dan Serindit Jawa, dilindungi berdasarkan peraturan pemerintah dan CITES.
Endik juga menekankan pentingnya ketersediaan sumber daya untuk kelangsungan hidup dan reproduksi burung di kawasan Hutan Gunung Arjuno Pasuruan. Dalam rangka mendukung keberlanjutan populasi burung, perlu dibuat ekosistem buatan seperti tempat minum, tempat makan, dan penanaman tumbuhan yang disukai oleh burung. “kedepan perlu dilakukan upaya membuat ekosistem buatan” tegasnya
Kegiatan monitoring burung yang dilakukan oleh PT. Tirta Investama bersama dengan mitra-mitranya ini menunjukkan komitmen mereka dalam menjaga keanekaragaman hayati dan kelestarian lingkungan.
“Semoga hasil monitoring ini dapat menjadi acuan dalam upaya pelestarian dan perlindungan burung-burung di Kawasan Hutan Gunung Arjuno Pasuruan ke depannya”. Harap Mulyono Wibisono selaku koordinator Tim Kehati. (yog/*)