Rembang (WartaBromo.com) – Para petani mangga klonal 21 alias mangga alpukat di Desa Oro-Oro Ombo Wetan, Kecamatan Rembang, Kabupaten Pasuruan mulai panen.
Meski masih panen apitan alias awal musim panen, namun jumlah mangga yang mampu dijual di setiap harinya lumayan banyak.
Sariyanto (38), salah satu petani mangga di Rembang mengaku sudah menjual antara 4-6 kwintal mangga dengan kualitas super atau grade A dan grade B dalam satu hari.
Jangan tanya harga, karena di awal panen ini, untuk satu kilogram mangga super dijual lumayan mahal dengan harga Rp 45 ribu-Rp 50 ribu. Namun untuk mangga grade B masih di harga antara Rp 20 ribu-Rp 30 ribu per kilogramnya.
“Memang masih mahal karena belum panen raya,” singkat Riyan saat ditemui di rumahnya, Jumat (30/06/2023).
Mangga-mangga yang dijual Riyan berasal dari para petani di Desa Wonokerto, Oro-Oro Ombo Wetan dan Oro-Oro Ombo Kulon, dan sebagian mangga dari kebun miliknya.
“Saya kebetulan punya 100 pohon mangga yang saya tanam di lahan kurang lebih setengah hektar. Dan selebihnya dari petani mangga di Wonokerto, Rombo Wetan dan Rombo Kulon,” akunya.
Untuk bisa memasarkannya, Riyan tak perlu repot lagi, lantaran sudah ada pelanggannya yang datang langsung ataupun order melalui pemesanan online. Rata-rata pembelinya berasal dari Semarang, Bandung, Surabaya dan Jakarta.
“Ya di rumah saja, nggak ke mana-mana. Dulu masih ikut pameran dan sejenisnya, tapi kalaupun ada, ya saya tetap ikut untuk lebih memperkenalkan ke yang belum kenal,” jelasnya.
Sementara itu, saat ditanya perihal persaingan antar penjual, Riyan menegaskan bahwa hal tersebut sangat wajar. Yang terpenting, mangga-mangga miliknya sudah pasti masak pohon, tidak karbitan dan berkualitas.
“Para petani di sini metik mangganya sangat bagus. Kalau gak masak pohon ya gak akan dipetik. Tanpa dikarbit sudah masak sendiri dari pohonnya,” ttutupnya (mil/yog)