Pasuruan (WartaBromo.com) – Indeks Risiko Bencana (IRB) di Kota Pasuruan turun. Dalam empat tahun terakhir, IRB Kota Pasuruan masuk kategori sedang.
Data dari BPBD Provinsi Jawa Timur, sepanjang tahun 2015 hingga 2018, IRB Kota Pasuruan berada di angka 158,40. Angka ini diklasifikasi sebagai daerah dengan risiko bencana tinggi.
Barulah di tahun 2019, IRB Kota Pasuruan turun di angka 136,22 yang diklasifikasikan IRB rendah. Tahun-tahun selanjutnya angka IRB Kota Pasuruan terus turun hingga tahun 2022 berada di angka 108,09.
“Ada delapan jenis potensi bencana di Kota Pasuruan,” kata Kepala Pelaksana BPBD Kota Pasuruan, Samsul Hadi, Kamis (25/05/2023).
Delapan potensi bencana itu antara lain, gempa bumi, banjir, cuaca ekstrem, gelombang ekstrim atau abrasi, tsunami, likuivasi atau pergerakan tanah, kebakaran, dan epidemi serta wabah penyakit.
Dari sekian potensi bencana tersebut, terdapat dua potensi bencana di Kota Pasuruan yang intensitas terjadinya mungkin lebih tinggi dari yang lain. Keduanya adalah banjir dan kebakaran.
“Memang kita dilalui tiga sungai besar dan dekat laut. Jadi kalau kita dapat kiriman air dari atas, lalu lautnya pasang, ya otomatis banjir,” ujar Samsul.
Data BPBD Kota Pasuruan, ada lima kelurahan di Kota Pasuruan yang memiliki risiko tinggi terhadap banjir antara lain, Kelurahan Karangketug, Kebonsari, Pekuncen, Petamanan, dan Bakalan.
Di tahun 2023 ini, Samsul menyebut, peristiwa banjir agak berkurang jika dibanding tahun-tahun sebelumnya. Ini, menurut dia, salah satunya karena normalisasi sungai yang telah dilakukan.
“Sungai Petung itu misalnya. Sudah dinormalisasi tiga kilometer, kurang dua setengah kilometer. Kabarnya akan dilanjutkan tahun ini. Karena kan itu kewenangan BBWS. Pemkot hanya bisa menyampaikan usulan,” pungkas Samsul. (tof/asd)