Leces (WartaBromo.com) – Masyarakat pemerhati lingkungan dan mantan karyawan berdemo di pabrik Kertas Leces Probolinggo, Kamis (19/01/2023). Mereka menuding tempat itu mencemari lingkungan lantaran pemenang tender pengolahan bahan bekas pabrik tidak menangani limbah bahan berbahaya dan beracun (B3) dengan baik.
Asmawi, Penasehat Komunitas Alam Hijau mengungkap sekitar 20 ribu ton limbah dalam bentuk ‘black Liquor’ berada di dalam bekas pabrik kertas itu.
“Tuntutan kami hanya dua, pertama angkut limbah itu dan tempatkan di tempat semestinya. Kedua, tanah yang sudah tercemar itu, tolong pulihkan,” katanya di lokasi.
Limbah tersebut masuk kategori B3 yang menurutnya perlu penanganan khusus, diantaranya dibuang di tempat yang sudah berlisensi untuk pembuangan limbah B3. Di Jawa Timur, lokasi pembuangan limbah B3 dijelaskan hanya ada di Mojokerto.
Masih menurut Asmawi, pihaknya sudah sering kali mengingatkan pemenang lelang eks Pabrik Kertas Leces agar berhati-hati dan benar-benar menangani limbah B3 itu. Namun peringatan tersebut, dikatakan tak pernah digubris.
“Saat ini beberapa wilayah sudah tercemar. Memang dampaknya tidak langsung kelihatan. Tapi 10, 20 tahun kemudian, jelas berbahaya bagi lingkungan sekitar,” lanjut Asmawi mengingatkan.
Atas keresahan masyarakat itu, Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Probolinggo menegaskan sudah melakukan pengecekan.
“Ada temuan (pencemaran) memang, dan kami sudah koordinasi dengan DLH Provinsi Jawa Timur dan Kementerian Lingkungan Hidup. Nantinya akan diambil langkah-langkah penanganan untuk itu,” kata Kepala DLH Kabupaten Probolinggo, Dwijoko Nurjayadi.
Namun demikian, Dwijoko tak merinci berapa luasan area terdampak limbah B3. Pengamatan di lokasi bekas pabrik Kertas Leces, kini sudah rata dengan tanah. Bangunan maupun silo pabrik yang dulunya ada sudah dibongkar.
Hanya tersisa satu silo besar dan sebagian bangunan saja di area pabrik milik BUMN itu. Aktivitas di dalamnya pun sudah tidak ada.
Masyarakat dan mantan serikat pekerja yang demo, menggelar orasi di depan gerbang pabrik. Aksi itu juga sempat membuat antrean kendaraan. Karena memang digelar di tepi jalur selatan Probolinggo – Lumajang. Tapi dengan sigap, segera ditertibkan aparat kepolisian yang berjaga.
Warga berharap, seruan itu didengar dan segera diambil tindakan, sehingga tidak membahayakan dan tidak berdampak makin luas. (lai/saw)