Pasuruan (WartaBromo.com) – Maraknya event yang digelar Pemkot Pasuruan belakangan menuai sorotan. Pasalnya, kegiatan tersebut dinilai kurang memberi ruang pelaku seni lokal.
Gelaran event Hari Kesehatan Nasional (HKN) yang dihelat Selasa (20/12/2022) lalu adalah salah satunya. “Pemkot kurang mengapresiasi para pelaku seni di Kota Pasuruan,” kata Hanum Masayu, seniman setempat.
Hanum yana vokalis band Paroots mengatakan, pada saat itu seharusnya bandnya tampil bersama bintang tamu Denny Caknan, tetapi kemudian batal tampil.
“Jauh sebelum acara, kami dihubungi pihak EO, ditawari tampil di acara tersebut. Ya, kami senang awalnya,” kata Hanum kepada WartaBromo, Jumat (23/12/2022).
Namun setelah itu Hanum mengetahui kalau bandnya tak jadi tampil karena izin untuk penampilan bandnya tidak dikeluarkan. Alasannya, bandnya berpotensi mengundang banyak massa hingga rawan terjadi kisruh.
Hanum merasa kecewa dengan alasan tersebut. Menurut dia, justru bintang tamu sekelas Denny Caknan yang berpotensi mendatangkan massa lebih banyak dibanding bandnya.
Ditambah, pada puncak acara HKN kemarin, penonton yang masuk dilakukan screening secara ketat. Warga tidak bisa bebas masuk, meski acara tersebut gratis.
“Kemarin juga screening dan penjagaan keamanan ketat. Orang tidak bisa masuk sembarangan. Kok malah dikhawatirkan mendatangkan massa sampai khawatir kericuhan,” imbuh Hanum.
Menurut Hanum, event-event besar di Kota Pasuruan yang kerap digelar belakangan masih belum melibatkan musisi lokal secara merata. Apresiasi terhadap musisi lokal dinilai belum optimal.
“Musisi lokal yang dilibatkan ya ‘itu-itu’ saja. Kami yang punya karya merasa di-anak tirikan. Padahal kami kan juga anak panjenengan, Gus Ipul dan Mas Adi,” ujar Hanum.
Terpisah, musisi senior di Kota Pasuruan, Arif Setiawan berpendapat, selama ini event-event besar Pemkot Pasuruan belum optimal dalam mengakomodir musisi lokal.
Musisi lokal yang memiliki banyak karya jarang dilibatkan. Menurut dia, seharusnya dalam gelaran event besar yang mendatangkan musisi nasional, band-band lokal yang memiliki karyalah yang perlu dilibatkan, sebab itu merupakan bentuk apresiasi terhadap karya mereka.
“Teman-teman musisi indie seperti Paroots dan lainnya kurang diapresiasi. Padahal karya mereka banyak. Seharusnya ketika event-event besar mereka ditampilkan untuk mengenalkan karya mereka ke masyarakat,” kata Arif.
Sementara itu, hingga berita ini ditulis, belum ada tanggapan dari Pemkot Pasuruan atas kritik yang disampaikan musisi lokal. (tof/asd)