Pasuruan (WartaBromo.com) – Bengkoknya kerangka payung “madinah” hidrolik mendapat sorotan dari DPRD Kota Pasuruan. Dewan menyebut pelaksana tidak profesional.
Hal tersebut disampaikan oleh anggota DPRD Kota Pasuruan, Helmi, kepada WartaBromo, Selasa (20/12/2022).
Helmi mengatakan, kejadian kerangka bengkok sudah dua kali ini terjadi. Ia menilai pelaksana yang mengerjakan payung hidrolik tersebut tidak profesional.
Dengan adanya dua kali insiden kerangka payung bengkok, menurut Helmi, menunjukkan konstruksi payung cukup mengkhawatirkan. Ia mempertanyakan bagaimana jaminan keamanan bagi pengunjung alun-alun nantinya.
“Yang mengerjakan nggak profesional. Belum apa-apa lho ini. Entah dia (pelaksana) punya pengalaman mengerjakan payung atau tidak. Faktanya sekarang begini. Kualitasnya seperti itu,” kata Helmi.
Politisi PAN tersebut juga menyayangkan soal waktu pengerjaan. Proyek yang seharusnya rampung pada tanggal 20 Desember ini, ternyata progresnya bahkan belum mendekati 100 persen.
Menurutnya, alokasi anggaran untuk pembangunan payung hidrolik ini tidak main-main. Jumlahnya Rp18 miliar untuk 6 unit payung beserta komponen-komponen pendukung lainnya.
“Putus kontrak saja sudah. Duit itu harusnya dimanfaatkan betul. Tidak disia-siakan seperti ini. Rp3 miliar lho satu payung itu,” imbuh Helmi.
Sebagaimana diketahui, salah satu kerangka payung hidrolik yang dipasang di Kawasan Alun-Alun Kota Pasuruan bengkok saat diterjang hujan deras, Senin (19/12/2022).
Ini adalah insiden kedua kalinya. Insiden pertama, kerangka payung yang lainnya bengkok saat payung tersebut coba dikembangkan. (tof/may)