Oleh: Isnaini Izzatin Nisa
SEIRING berjalannya waktu, perkembangan teknologi yang lambat laun terus maju memberikan tuntutan yang secara langsung dan tidak langsung yang dapat mendorong masyarakat terutama pada kalangan remaja untuk beradaptasi mengikuti perkembangan zaman. Masyarakat mengalami proses perubahan pada beberapa pergerakan seperti sistem sosial, nilai, sikap, dan pola perilaku yang merupakan suatau bentuk perubahan sosial.
Hiperialitas merupakan istilah yang digunakan oleh Jean Baudrillard untuk menjelaskan bagaimana realitas dapat dibuat oleh masing-masing individu secara luas dan terang-terangan. Menurut Baudrillard simulasi merupakan proses ataupun strategi intelektual yang dilakukan oleh individu tertentu, sedangkan hiperialitas adalah efek dari tindakan individu tersebut, keadaan, atau pengalaman kebendaan, dan atau ruang yang dihasilkan dari proses tersebut. Menurut Baudrillard, awal era hiperialitas ditandai dengan lenyapnya petanda , dan metafikasi representasi, runtuhnya ideologi dan bangkrutnya realitas itu sendiri.
Hiperialitas merupakan salah satu fenomena yang kini banyak sekali kita temui di lingkungan bermasyarakat. Meningkatnya hiperialitas juga ditandai dengan semakin banyaknya realitas yang dibuat oleh masyarakat terutama pada kalangan remaja demi mempresentasikan diri mereka sendiri. Individu tertentu membuat, maupun meniru citra diri dari individu lainnya untuk menjadikannya sebagai identitas diri mereka agar di konstruksi oleh masyarakat yang lebih luas. Salah satu yang mendukung adanya hiperialitas ini adalah media. Ddalam media terdapat banyak realitas yang dibuat baik tidak sengaja maupun dengan sengaja. Dengan adanya media, masyarakat terutama pada kalangan remaja dengan mudah serta leluasa membuat realitas akan sesuatu hal yang bisa jadi berbeda jauh dengan realitas yang ada pada lapangannya.
Hiperialitas komunikasi, media dan makna menciptakan satu kondisi dimana semua dianggap suatu hal yang nyata dari pada kenyataan itu sendiri, serta kepalsuan dianggap lebih benar dari pada kebenaran itu sendiri yang mana isu tersebut lebih dipercaya dari pada informasi yang benar adanya. Masyarakat serta kalangan remaja masa kini tidak dapat membedakan kembali antara isu dengan realitas. Berkembangnya hiperialitas komunikasi dan media ini tidak lepas dari perkembangan teknologi yang lambat laun semaking berkembang pesat dengan cepat.
Adanya hiperialitas pada media ini juga didukung dengan perkembangan teknologi masa kini yang begitu pesat dan memiliki kemungkinan untuk lebih berkembang di masa yang akan datang. Hal ini karena adanya konsumsi masyarakat terutama pada kalangan remaja yang semakin meningkat terhadap teknologi pula. Masyarakat menjadikan teknologi sebagai kebutuhan yang melekat pada keseharian mereka. Gaya hidup yang didukung dan dipermudah oleh teknologi inilah yang dipilih masyarakat dengan alasan praktis dan efektif.
EDISI MEDIA SOSIAL (SECOND SELF)
Media sosial merupakan second self atau diri yang kedua bagi masyarakat terutama di kalangan remaja. Dengan kata lain media sosial ini meruapakan cerminan masyarakat serta kalangan remaja karena mereka selalu mengunggah dan memperbarui apapun yang mereka lakukan ke dalam media sosial tersebut, sehingga media soisal diharapkan mampu mempresentasikan diri mereka.
Secara tidak langsung mereka terfokus dengan media sosial yang mereka anggap sebagai alat pengukur status sosial mereka di lingkungan bermasyarakat. Mereka menganggap bahwa media sosial menciptakan realitas sosial atau diri mereka sendiri. Padahal tidak jarang mereka mencampuradukkan keaslian diri mereka dengan sesuatu yang palsu dimana ketika disebarkan melalui media sosial akan menciptakan relitas baru di masyarakat atas diri mereka.