Bangil (WartaBromo.com) – Dana ratusan miliar digelontorkan Pemkab Pasuruan untuk membangun proyek perkantoran di kawasan Raci dan juga Bangil.
Hal itu sebagai konsekuensi menyusul ditetapkannya Bangil sebagai ibu kota kabupaten. Namun demikian, sebagai ibu kota, Bangil juga masih menyimpan persoalan pelik yang belum terpecahkan hingga kini: banjir.
Ya, hampir setiap tahun, beberapa kelurahan yang ada di Bangil menjadi langganan banjir. Seperti Kelurahan Kalianyar,yang berada di sisi Utara.
Selain itu, ada juga Latek serta Masangan yang berada di sisi timur. Masalahnya, kendati sudah menjadi persoalan menahun, sejauh ini belum tampak grand design oleh Pemkab bagaimana mengatasi persoalan ini.
“Padahal, makin kesini, cakupan wilayah yang terkena dampak makin luas,” kata Wakil Ketua DPRD Kabupaten Pasuruan, Rusdi Sutedjo.
Sebagai contoh adalah jalan utama yang membelah pusat kota Bangil. Saat hujan deras melanda, jalur yang menjadi penghubung Surabaya-Banyuwangi itu kerap kebanjiran. Padahal, tahun-tahun sebelumnya peristiwa itu tak pernah terjadi.
Ahli Hidrologi Universitas Merdeka Malang, Gunawan Wibisono, selain banjir, Bangil juga menghadapi ancaman lain sebagai dampak dari perubahan iklim.
“Sebagau daerah berbatasan dengan laut, tentu akan ada dampaknya ketika muka air laut mengalami peningkatan imbas perubahan iklim,” kata Gunawan.
Penuturan Gunawan ada benarnya. Merujuk peta dampak perubahan iklim yang dibuat Climate Center, pada 2050, peningkatan air laut diperkirakan akan mencapai kawasan alun-alun Bangil.
“Disinilah pentingnya membuat desain konsep pembangunan berkelanjutan. Karena kalau tidak ya semuanya menjadi percuma. Karena kalau terjadi bencana, biaya penanganannya jauh lebih besar ketimbang pembangunannya,” katanya. (asd)