Probolinggo (WartaBromo.com) – Penimbunan solar subsidi ilegal berhasil dikuak Satreskrim Polres Probolinggo. Empat tersangka dan 31 ton solar subsidi diamankan.
Lokasi penimbunan berada di Kelurahan Sumbertaman, Kecamatan Wonoasih, Kota Probolinggo. Selain solar dan tersangka, juga diamankan 2 unit pompa dan 1 truk warna kuning dengan nomor polisi N 8214 UR.
Empat orang yang ditetapkan sebagai tersangka yakni sopir truk, AR (45) warga Desa Sumberrejo, Kecamatan Tongas, Kabupaten Probolinggo.
Kemudian, B (45) warga Desa Lemah Kembar, dan SW (50) warga Desa Mentor, Kecamatan Sumberasih. Serta VAP (35) warga Kelurahan Kedungasem, Kecamatan Wonoasih, Kota Probolinggo.
“Keempat tersangka itu memiliki peran masing-masing dalam melakukan penyalahgunaan BBM bersubsidi,” terang Kapolres Probolinggo AKBP Teuku Arsya Khadafi saat press rilis, Jumat (17/11/2022).
Terkuaknya penimbunan solar bersubsidi itu, bermula ketika anggota Polsek Dringu berpatroli pada Minggu (6/11). Mereka curiga dengan sebuah truk yang keluar masuk SPBU Pertamina 54.672.01. Ketika dipantau truk hendak mengisi BBM solar bersubsidi.
Kala itu, truk tak jadi mengisi BBM, lantaran kosong. Kemudian truk bergeser ke timur dari SPBU tersebut. Tak jauh dari lokasi, truk tersebut menepi dan berhenti di pinggir jalan.
“Anggota kami mendekatinya dan bertanya muatan truk itu. Sopir dan kenek kompak menjawab bahwa yang dimuatnya itu adalah ikan,” terang Arsya.
Petugas tak percaya dengan bualan keduanya. Lalu melakukan pengecekan dan didapati tandon yang telah berisi BBM di bak truk tersebut. Keduanya dan truk lantas dibawa ke Mapolsek Dringu.
Temuan itu, lantas dikoordinasikan dengan Satreskrim Polres Probolinggo. Dari pengembangan lanjutan, akhirnya didapatlah 2 nama lainnya. Keduanya sebagai penyedia modal.
“Masih kita kembangkan kemana BBM bersubsidi ini dijual,” lanjut Kapolres Probolinggo ketika ditanya jalur distribusinya, apakah ke pengecer umum atau ke industri.
VAP (35) selalu pemodal, mengaku bahwa komplotannya baru sebulan beroperasi. Ia berdalih BBM yang ditimbun belum sempat dijual.
“Sejak satu bulanan ini, nanti rencananya dijual kembali setelah harga BBM mahal. Belum tahu hasilnya, ya cuma nimbun saja nunggu harga naik,” akunya. (saw/yog/asd)