Maron (WartaBromo.com) – Pemuda asal Probolinggo selamat dari tragedi Kanjuruan pada Sabtu (01/10/2022) malam. Ia pun menceritakan tragedi mencekam itu.
Affandi (25), pemuda asal Desa Maron Wetan, Kabupaten Probolinggo mengatakan, setelah laga usai, tidak ada kericuhan terjadi. Meski saat itu Arema FC mengalami kekalahan.
“Kalau di stadion sebelumnya kalau sudah kalah, sudah selesai. Pemain itu minta maaf sama suporter. Nah, penonton ini turun, tapi tidak buat onar, cuma memberi suport kepada pemain. Mungkin terlalu banyak yang turun, khirnya ada gas air mata,” lanjutnya.
Affandi menyebut, gas air mata langsung memenuhi seluruh stadion, termasuk di tribun tempatnya menonton. Ia pun juga terkena semprot dan merasakan perih di kedua matanya.
Beruntung saat itu ada es batu yang menyelamatkan Affandi.
“Kan ada orang jualan, kebetulan ada es batunya, ya sudah sama orang yang jualan es batunya dikasih. Dikompres,” jelasnya.
Kata pemuda 25 tahun ini, Ia bertahan di stadion meski banyak penonton berusaha keluar. Sebab, sudah terlalu banyak yang berdesakan keluar stadion.
“Desak-desakan, banyak pagar yang roboh itu,” jelasnya.
Setelah itu, Affandi pun mencari keberadaan sang adik yang juga menonton. Ia keliling stadion dan bertemu dengan teman-teman sang adik yang luka-luka.
“Saya kumpulkan semua itu di luar stadion, teman-teman adik yang terluka. Tapi adik saya tidak ada. Saya pun tanya ke polisi tempat evakuasi,” katanya.
Setelah berkeliling ke tiga tempat, akhirnya Affandi bertemu sang adik. Namun naas, adik yang bernama Risky ini sudah meninggal dunia. Saat ini jenazah Risky telah dikebumikan di Maron. (lai/may/asd)