Bangil (WartaBromo.com) – Demo menolak kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) kembali mencuat di daerah. Kali ini gelombang aksi penolakan dilakukan oleh Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Pasuruan pada Senin (12/09/2022) di halaman gedung DPRD Kabupaten Pasuruan.
Bahkan, dalam aksi mahasiswa kali ini berakhir ricuh. Para mahasiswa terlibat aksi bakar ban. Juga sempat baku hantam dengan petugas hingga dua orang mahasiswa sempat diamankan (sementara) petugas kepolisian setempat.
Demo mahasiswa ini dilakukan saat matahari terik. Sekitar pukul 13.00. Saat itu, suasana gedung DPRD Kabupaten Pasuruan di Raci Bangil sedang menggelar rapat paripurna perubahan APBD 2023 dan pandangan fraksi-fraksi. Rapat terpaksa ditunda karena demo berlangsung.
Suasana panas itu juga mendadak menyala saat para mahasiswa membakar ban. Puluhan petugas keamanan dari Polres Pasuruan yang sedianya menjaga orasi, mendadak dikejutkan oleh aksi itu. Apalagi, puluhan mahasiswa yang memakai jas biru itu juga menyemprotkan gas dalam ban yang menyala.
Asap putih menyembul. Suasana menjadi kacau untuk beberapa saat. Para mahasiswa juga terlibat baku hantam dengan aparat yang berjaga saat itu. Kayu, atribut dan gelas air mineral juga beterbangan. Hal ini membuat suasana untuk sementara tidak terkendali.
Bahkan saat suasana kalut itu, dua mahasiswa yang ikut demo sempat diamankan petugas untuk dimasukkan ke dalam pintu masuk gedung DPRD.
“Woi, kembalikan kawan kami. Jangan kau culik kawan kami,” teriak mahasiswa.
Setelah asap dan nyala api bisa dipadamkan, mahasiswa kemudian menghitung jumlah mahasiswa yang tidak ada. “Taufik mana? Lukman mana? Ayo pak, kembalikan kawan kami,” cetus mereka.
Demo sekitar 50 mahasiswa/mahasiswi PMII ini awalnya berjalan damai. Mereka membentangkan spanduk yang intinya meminta pemerintah menurunkan harga BBM. “Ini jelas menyengsarakan rakyat. BBM naik, harga ikut pada naik. Tolong sampaikan aspirasi kami wahai bapak dewan ke pemerintah pusat,” cetus Musafir, salah satu orator demo.
Mereka terus berorasi di halaman gedung untuk memanggil anggota dewan agar menemui mereka. Setelah ricuh itu, Ketua DPRD Sudiono Fauzan dan beberapa anggota dewan akhirnya keluar. Itupun suasana belum juga mereda. Bahkan, Sudiono yang sempat menenangkan mereka pun suaranya tidak didengar mahasiswa.
“Pak, tolong keluarkan kawan kami yang diculik,” seloroh mereka kepada Sudiono.
Sudiono yang juga pernah menjadi Mahasiswa PMII berusaha menenangkan.
“Oke, saya jamin, kawan-kawan kalian aman. Tapi, harus kalian tenang dulu,” pinta Sudiono. Namun hal ini belum juga membuat mahasiswa bisa diam.
“Bagaimana kami bisa diam Pak, kalau teman kami masih diculik,” celotehnya.
Karena tidak ada titik temu, akhirnya Sudiono dan beberapa anggota dewan lain berunding dengan Kapolres Pasuruan, AKBP Bayu Pratama yang berada di lokasi. Hingga akhirnya, Sudiono dan Kaporles pun berusaha memenuhi permintaan mahasiswa.
“Ayo, dilihat rek. Apa teman kita luka. Kalau perlu divisum,” cetus mahasiswa.
Hingga, akhirnya suasana menjadi tenang kembali. Sudiono Fauzan juga berusaha menyampaikan aspirasi mahasiswa ini ke pemerintah pusat. Karena aspirasi dari mahasiswa juga dirasakan oleh sebagian besar masyarakat Indonesia akibat kenaikan harga BBM tersebut. (day/yog)