Surabaya (WartaBromo.com) – Pemerintah terus berupaya mengoptimasi penemuan sumber cadangan gas baru guna meningkatkan pemanfaatan gas bumi nasional di era transisi energi, khususnya di wilayah Jawa Bali dan Nusa Tenggara (Jabanusa).
Dalam waktu dekat, proyek Jambaran Tiung Biru, memungkinkan Jawa Timur memiliki surplus gas. PT PGN Tbk sebagai Subholding Gas Pertamina bersiap merealisasi potensi cadangan tersebut dengan integrasi infrastruktur gas bumi, sehingga bisa meningkatkan akses energi bagi seluruh masyarakat.
General Manager PGN SOR III, Edi Armawiria menyatakan bahwa integrasi infrastruktur gas bumi yang dilakukan PGN dilakukan pada infrastruktur pipa dan non pipa.
“Di Jawa, pipa gas sudah membentang di Jawa Bagian Barat dan Jawa Timur. Saat ini sedang berproses untuk penyambungan Jawa Tegah dengan Jawa Barat melalui pipa Semarang-Cirebon. Ada beberapa inisatif yang sedang di-develop oleh Subholding Gas dengan badan usaha lainnya baik infrastruktur pipa maupun non pipa,” ujarnya saat paparan di Gas Expo 2022, (29/08/2022).
PGN SOR III melayani pemanfaatan gas bumi di wilayah Jawa Tengah dan Jawa Timur dengan infrastruktur pipa transmisi sepanjang 961 KM dan pipa distribusi sepanjang 2.947 KM. Sementara infrastruktur non pipa untuk utilisasi Compressed Natural Gas (CNG) dan Liquified Natural Gas (LNG).
Pengembangan infrastruktur non pipa dilakukan untuk mempercepat peningkatan pemanfaatan gas bumi terutama untuk segmen retail seperti hotel, restoran, dan café. Sejumlah SPBG juga dioperasikan untuk menyediakan bahan bakar gas yang lebih hemat dan ramah lingkungan bagi transportasi dari, yakni SPBG Ngagel, SPBG Kaligawe, SPBG Mangkang, dan SPBG Penggaron.
PGN juga tengah mempercepat pengembangan jaringan gas rumah tangga dengan investasi mandiri, yang diharapkan dapat memenuhi kebutuhan masyarakat dengan harga lebih kompetitif yang ditetapkan oleh BPH Migas dibandingkan bahan bakar non subsidi. Di Jawa Tengah – Jawa Timur, PGN mengelola pelanggan rumah tangga sebanyak 149.115 Sambungan Rumah (SR).
“Pada prinsipnya, PGN pun siap menyalurkan gas bumi serta mengembangkan infrastruktur gas bumi untuk memberi nilai tambah yang lebih banyak bagi kawasan industri di Jawa Tengah dan Jawa Timur. Pasokan gas bumi juga mencukup dalam jangka panjang, diantaranya dari pemasok di Selat Madura dan JTB,” lanjut Edi.
Pada acara yang sama, Wakil Kepala SKK Migas Fatar Yani Abdurrahman menyampaikan bahwa dengan penemuan cadangan gas baru para pemangku kepentingan diharapkan bisa memiliki persepsi yang sama untuk memanfaatkan gas secara optimal. Termasuk mengembangkan industri berbahan baku gas di Jawa Timur dan Jawa Tengah.
Menurut Fatar, diperlukan sinergi untuk mendapatkan solusi bersama terkait akses produksi gas dan mencapai target penyerapan gas. “Yang harus dipikirkan juga adalah bagaimana bisa meningkatkan pemanfaatan gas bumi nasional yang ada di wilayah Jawa Timur dan Jawa Tengah agar nilai tambah yang dihasilkan bisa lebih bear dan mampu memberikan dampak positif berganda bagi tumbuhnya industri penunjang di kedua provinsi tersebut,” ujar Fatar.
Komite BPH Migas Wahyudi Anas menambahkan bahwa Jawa Timur dan Jawa Tengah sudah terpasang pipa transmisi gas bumi dengan kapasitas besar, sehingga memudahkan pengembangan jaringan pipa-pipa distribusi gas bumi yang integrasi dan tersruktur untuk menarik investor baru di sektor Industri yang membutuhkan.
Dalam upaya optimasi pemanfaatan gas, PGN tengah menggarap proyek regasifikasi refinery milik Pertamina Group yakni pemenuhan gas untuk GRR Tuban yang terletak 55 km dari Pipa Gresik-Semarang. Volume kebutuhan gas ±227 BBTUD pada tahun 2027 dan 351 BBTUD pada tahun 2028 s.d 2046.