Gempol (WartaBromo.com) – WartaBromo bersama Coca Cola Europacific Partners (CCEP) menggelar diskusi lingkungan. Diskusi ini mengulas pentingnya pengelolaan sampah di desa.
Diskusi yang bertajuk “Pilah Pilih Sampah dari Rumah, Apa Susahnya?” ini digelar di Balai Desa Kepulungan, Kecamatan Gempol, Kabupaten Pasuruan pada Kamis (18/08/2022).
Tiga narasumber dihadirkan dalam diskusi ini yakni Ketua Forum Komunikasi Peduli Lingkungan (FKPL) Kabupaten Pasuruan, Fatoni; Regional Corporate Affairs Manager East CCEP Indonesia, Armytanti Hanum Sasmito; Jurnalis di Kabupaten Pasuruan, Asad Asnawi.
Dalam kesempatan ini, Fatoni memaparkan bahwa pengelolaan sampah tidak bisa dilakukan oleh satu pihak. Tidak bisa hanya masyarakat saja, atau pemerintah saja, atau pihak swasta saja. Perlu ada kolaborasi antar pihak.
“Misalnya pemda saja menganggarkan miliaran untuk program penanganan sampah tetapi tidak ada peran serta masyarakat, tidak akan ada hasilnya. Begitu juga perusahaan,” kata Fatoni.
Fatoni menyebut, Desa Kepulungan adalah salah satu desa yang telah berhasil mewujudkan pengelolaan sampah secara kolaboratif yang melibatkan masyarakat, pemerintah, dan swasta.
Armytanti membenarkan apa yang diungkapkan Fatoni. Ia mengatakan, praktik baik pengelolaan sampah yang ada di Kepulungan akan diduplikasi di daerah-daerah lain.
Armytanti mengaku, CCEP selama ini memberi perhatian yang intens terhadap isu lingkungan dan perubahan iklim. CCEP berupaya agar bagaimana sampah-sampah plastik yang mereka hasilkan bisa kembali didaur ulang.
“Di tahun 2020 kami membangun pabrik yang harapannya akan menarik kembali botol plastik yang ada di masyarakat. Daripada kita bikin botol dari biji plastik baru, lebih dari plastik yang sudah didaur ulang,” ujar Armytanti.
Sementara itu dalam diskusi ini, Asad Asnawi memaparkan, pentingnya peran media massa dalam memerhatikan isu lingkungan dan bahkan turut melakukan advokasi kebijakan terkait lingkungan.
Asad menilai, sampai sekarang tidak banyak media massa yang menganggap isu lingkungan sesuatu yang menarik untuk menjadi konten pemberitaan.
“Mungkin yang paling mudah ngukurnya kalau berita online dilihat dari pembacanya. Kalau media cetak, jarang ada berita lingkungan yang menjadi headline,” ujarnya.
Diskusi berjalan cukup menarik. Beberapa peserta melemparkan pertanyaan dan masukan lalu ditanggapi oleh ketiga narasumber. Diskusi diakhiri dengan kunjungan ke TPS yang berada di Dusun Betas, Desa Kepulungan. (tof/asd)