Sistem pembayaran listriknya juga tergolong murah bahkan unik. “Kalau bayarnya tidak mesti, kadang sebulan kadang musiman, tergantung kemampuan kita. Bisa paket uang, kalua kita ada uang. Kadang ya pake barang, hasil bumi seperti kopi, pisang, juga hewan ternak, kayak ayam. Yang penting sesuai nilainya,” lanjut Joko.
Pemerintah desa juga berencana menggandeng kelompok Tirta Pijar untuk memperluas jaringannya ke 4 dusun lainnya, yakni Krajan, Klakah, Kedaton dan Lawang Kedaton. Empat dusun ini, memang sudah dialiri listrik dari perusahaannya negara. Namun belum optimal, utamanya pada penerangan jalan.
“Ya ini, sangat membantu perekonomian warga. Listrik di Andung Biru harus diperluas penggunaannya, kalau bisa semua warga menggunakan listrik dari energi terbarukan ini,” kata Sekretaris Desa Andung Biru, Asrawi.
Kampung inipun lebih dikenal dengan nama Kampun Strom. Sebab mampu menghasilkan listrik sendiri tanpa bergantung pada pihak lain. Memanfaatkan energi gerak aliran sungai dikonversi menjadi tenaga listrik. (asd)