Pasuruan (WartaBromo.com) – Tahukah anda bahwa sampah rumah tangga – terutama botol plastik masih punya nilai ekonomis cukup lumayan? Apalagi jika pengelolaan sampah itu bisa dibentuk dalam sebuah komunitas atau paguyuban seperti yang dilakukan KSM (Kelompok Swadaya Masyarakat) yang ada di desa.
Seperti yang dilakukan KSM “ABI” Purwosari misalnya. KSM yang terletak di Desa Martopuro Purwosari ini mampu mengolah sampah dalam TPS3R (Tempat Pengolahan Sampah Reduce, Reuse, Recycle). Sampah rumah tangga dikumpulkan dari 1.800 KK yang ada di Martopuro. Sampah-sampah tersebut kemudian dipilah dan dipilih menjadi sampah organik dan anorganik.
“Kami setiap hari menampung 3 ton sampah dari rumah tangga. Dari 100 persen sampah itu, 20 persen organik, dan 20 persen lagi disisihkan menjadi sampah plastik. Sedang 60 persennya menjadi residu,” ujar Heru Handoko, Ketua KSM TPS3R Abi Martopuro saat ditemui awak media, Rabu (20/07/2022).
Khusus untuk sampah plasti berupa botol, KSM ABI sudah mendapat edukasi dan pemahaman bagaimana mengolah sampah tersebut. Karena sampah plastik (jenis botol) ini punya nilai ekonomis, karena bisa dijual ke pihak PT Veolia Services Indonesia.
Nila jualnya pun bervariasi. Jika sudah dibersihkan, sampah plastik campur bisa dihargai Rp 800 – Rp 1.200 per kg. Sedangkan botol plastik bisa dijual dengan harga Rp 3.000 – Rp 3.500 per kg. Selain untuk operasional KSM, pendapatan dari sampah plastik yang dikelola KSM ABI Martopuro juga bisa menyumbang Pendapatan Asli Desa (PAD) tersebut.
“Ya ada sumbangan KSM kepada PAD kami. Ini masih kita tata kembali. Ke depan, kami harapkan bisa menyumbang sebesar Rp 8 juta per bulan untuk PAD kami,” tegas Rianto, Kepala Desa Martopuro.
Nah, Rabu (20/07) itu, awak media dari berbagai daerah berkesempatan diundang dalam Tur sirkular yang digelar Danone – AQUA. Tur digelar untuk memperdalam pemahaman media terkait program Inclusive Recycling Indonesia (IRI) yang diinisiasi Aqua.
Menurut Jeffri Ricardo, Packaging Circularity Senior Manager Danone Indonesia, IRI merupakan program pengelolaan sampah yang bertujuan untuk peningkatan daur ulang sampah plastik di Indonesia. Caranya dengan mengembangkan kerjasama unit-unit bisnis pengumpulan sampah plastik, mengoptimalkan produktifitas fasilitas pengelolaan sampah berbasis masyarakat. Lalu, membangun kerjasama dengan industri daur ulang dan perusahaan-perusahaan swasta, meningkatkan pengetahuan dan kesadaran masyarakat terkait pengelolaan sampah, hingga meningkatkan kesejahteraan pemulung.
“Kami punya gerakan #BijakBerplastik sebagai bentuk komitmen mendukung Gerakan Indonesia Bersih dan sebagai platform pengembangan Ekonomi Sirkular di Indonesia,” cetus Jeffri.
Jeffri menambahkan, IRI juga turut berinovasi dan membangun pendekatan ekonomi sirkular yang mampu mengurangi jumlah sampah plastik dengan menggunakan kembali maupun mendaur ulang plastik pasca konsumsi menjadi bahan baku untuk dibuat produk baru.
“Selain menjadi solusi bagi permasalahan sampah, Ekonomi Sirkular juga dapat memberikan dampak ekonomi yang positif bagi pelakunya,” imbuhnya.
Kunjungan media difokuskan di beberapa tempat. Selain, ke TPS3R Martopuro, sehari sebelumnya awak media juga diajak bertemu mitra pengumpulan Bangoan Bottle Recycling Tulungagung. Mitra ini merupakan kontributor terbesar dari segi pengiriman botol plastik bekas jenis PET (Polyethylene Terephthalate) ke PT Veolia Services Indonesia di Kawasan PIER Pasuruan. Dan kunjungan terakhir, awak media berkesempatan untuk melihat dari dekat produksi Air Minum Dalam Kemasan (AMDK) di pabrik PT Tirta Investama (Danone – AQUA) Pandaan.