Pasuruan (WartaBromo.com) – Prevalansi stunting di Kota Pasuruan naik dari tahun 2020 ke tahun 2021. Pemkot pun menargetkan penurunan prevalensi stunting hingga 15 persen di 2024 mendatang.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Pasuruan, Shierly Marlena mengatakan, pada 2020, prevalensi stunting di wilayahnya tercatat sebesar 19,06 persen. Dan di tahun berikutnya meningkat menjadi 23,07 persen.
Cakupan imunisasi rutin lengkap pun mengalami penurunan, dari 82,93 persen di tahun 2020 menjadi 67,01 persen di tahun 2021. Padahal target cakupan imunisasi di tahun 2021 sebesar 94 persen.
Tak hanya itu, cakupan kelurahan yang mencapai Universal Child Immunization (UCI) juga mengalami penurunan. Kelurahan UCI ialah di mana 80 persen dari jumlah bayi yang ada di kelurahan tersebut sudah mendapat imunisasi rutin lengkap dalam waktu 1 tahun.
Di tahun 2020, sebanyak 64,7 persen kelurahan di Kota Pasuruan mencapai UCI. Namun di tahun 2021 turun menjadi 26,4 persen atau hanya 9 kelurahan dari 34 kelurahan yang mencapai UCI.
“Kondisi ini berpotensi menurunkan kekebalan komunitas yang juga berpotensi menimbulkan KLB penyakit-penyakit yang sebenarnya dapat dicegah dengan imunisasi,” kata Shierly.
Sementara itu, Wali Kota Pasuruan, Saifullah Yusuf (Gus Ipul) menambahkan, setiap tahun ada 6.000 bayi yang lahir di Kota Pasuruan. Dari ribuan bayi itu, baru 80 persen yang ikut program imunisasi.
Mantan Wakil Gubernur Jawa Timur tersebut menyebut, pemkot telah menyiapkan layanan terpadu di beberapa puskesmas. Layanan terpadu ini bertujuan untuk memudahkan masyarakat mengakses layanan yang mereka butuhkan.
“Target kita 2023 besok paling tidak 18%. Kemudian 2024 jadi 15 persen itu sudah mendekati target nasional. Target nasional 13%,” kata Gus Ipul. (tof/asd)