“Dulu awalnya itu sekolah daring, kan sebentar aja, jadi nggak ada kerjaan di rumah. Sering-sering buka youtube di beranda muncul cara bikin buket, dari itulah saya belajar hingga bisa menjualnya.”
Laporan : Akhmad Romadoni
INILAH aktivitas Lisa Mardhatilla (19), siswa asal SMA 1 Bangil, Kabupaten Pasuruan yang sehari-hari disibukkan merangkai buket dengan berbagai jenis.
Setiap sore hingga malam hari, Ia ditemani bahan-bahan kerajinan pembuatan buket. Mulai dari lem, isolasi, gunting, wrapping paper, spon, stik bambu dan sejumlah bahan lainnya.
Berawal dari tak ada kegiatan saat melakukan sekolah daring pada tahun 2020 lalu, membuatnya tertantang untuk lebih mengasah kemampuan di bidang seni. Yakni membuat sejumlah kerajinan mulai dari kanvas jahit hingga buket bunga.
“Banyak sih ini, mulai dari kanvas lukis, hiasan dinding dan buket bunga ini,” kata Lisa saat sibuk merangkai buket pesanan orang, Sabtu (11/6/2022).
Buket saat ini diburu oleh kalangan remaja yang dijadikan untuk hadiah atau souvenir wisuda, valentine, ulang tahun hingga lamaran. Lisa memanfaatkan peluang itu untuk mengembangkan ide kreatifnya jadi ladang penghasilan.
“Dulu awalnya itu sekolah daring, kan sebentar aja, jadi nggak ada kerjaan di rumah. Sering-sering buka youtube di beranda muncul cara bikin buket, dari itulah saya belajar hingga bisa menjualnya,” ungkap Lisa.
Dikerjakan dirumahnya di RT 05/RW 02, Dusun Masangan, Desa Masangan, Kecamatan Bangil, Kabupaten Pasuruan, anak pertama dari babak M. Saiful Arroniri sangat telaten saat merangkai buket dengan berbagai jenis. Mulai dari buket bunga kue, uang dan boneka.
Model-model yang Ia buat tergantung pesanan dari customer. Untuk model yang banyak diminati di musim wisuda ini adalah boneka. “Banyak wisuda kan sekarang, kebanyakan pesanan model boneka,” lanjutnya.
Bukan hanya menjual buket sesuai pesanan, Lisa juga menerima jasa pembuatan buket sesuai dengan model yang diinginkan pembeli. Jadi, ada customer yang ingin membuat buket dan membawa sejumlah bahan-bahan untuk dirangkai.
“Hanya jasa juga sering, teman-teman dekat biasanya, jadi mereka bawa bahan-bahannya saja. Saya patok harga mulai Rp30 ribu hingga Rp50 ribu tergantung tingkat kesulitan pembuatannya,” katanya.
Dalam sebulan, remaja yang duduk di bangku kelasa 3 SMA ini mampu mengerjakan buket pesanan sekitar 50-60 dari sejumlah daerah di Indonesia. Untuk harganya sendiri juga bervariasi, mulai dari Rp100 ribu – Rp150 ribu.
“Sebulan omsetnya biasanya mencapai Rp3-5 juta,”
Anak sulung yang sangat kreatif ini mengaku tak terganggu dengan aktivitas belajarnya. Sehari-sehari ia hanya mengerjakan pesanan buket saat usai belajar.
“Iya gitu dulu, kalau sudah belajar sore maupun siang langsung saya kerjakan. Tapi untuk sekarang ini saya mau lulus jadi enak bisa banyak mengerjakan pesanan,” katanya sambil tersenyum.
Saat ini, pesanan buket bunga yang ia jual melalui sosial media seperti WhatsApp dan Instagram ini mampu merambah pasar nasional. Seperti, Papua, Jakarta, Bandung, Jember, Jombang, Mojokerto, Pasuruan dan sejumlah daerah lainnya di Jawa Timur.
“Jakarta, bandung juga banyak. Papua juga pernah ada yang order melalui teman,” tutupnya. (may)
Website with WhatsApp Message
Follow Official WhatsApp Channel WARTABROMO untuk mendapatkan update terkini berita di sekitar anda.
Klik disini.