Pasuruan (WartaBromo.com) – Mahfudijanto bercerita bagaimana awal mula ia belajar agama lalu mendirikan “mazhab” baru. Sebelum benar-benar mendalami agama, ia mengaku pernah dijatuhi azab oleh Tuhan.
Hal ini ia ceritakan saat ditemui WartaBromo di sekitar Kecamatan Purwosari, Minggu (15/05/2022).
“Saya dulu nuakal. Ke diskotik. Main perempuan dan semuanya,” kata Mahfudijanto.
Setelah itu tiba-tiba ia lumpuh total. Kakinya tak bisa dipakai untuk jalan. Di situlah Mahfudijanto ‘datang’ menghadap Tuhan, atau dengan kata lain, bertaubat.
Ia memaknai bahwa lumpuh total yang dideritanya itu adalah bentuk azab yang dijatuhkan Tuhan karena dosa-dosa yang pernah ia lakukan di masa lalu.
Setelah pertaubatannya itu, Mahfudijanto merasa Tuhan memberikan kasihnya kepada tubuhnya. Ia bahkan mengklaim Tuhan mengoperasi dirinya dan bekas-bekas jahitannya pun disebutnya masih ada.
“Di situlah saya merasa Allah benar-benar ada dan alam menurunkan malaikatnya,” imbuh dia.
Dari peristiwa itulah ia akhirnya mendalami agama secara otodidak. Mahfudijanto tidak pernah berguru kepada siapapun. Al Quran terjemahan ia pelajari dan maknai secara mandiri.
Hasil ngajinya itu membuahkan pemahaman tentang Islam yang berbeda dari pemahaman umat Islam pada umumnya. Beberapa di antaranya, tidak memercayai hadis nabi dan mengingkari bahwa untuk masuk Islam, seseorang harus membaca syahadat.
MUI Kabupaten Pasuruan untuk sementara ini menyimpulkan pemahaman Mahfudijanto dan kelompoknya menyimpang dari Islam. Rencananya, dalam waktu dekat, MUI akan mengundang kelompok Mahfudijanto untuk tabayyun.
“Kalau mereka ini rujuk ilal haq, kembali kepada kebenaran dan mereka bertaubat, maka kita berharap persoalan selesai agar tidak menyebar,” kata Anggota Dewan Pertimbangan MUI Kabupaten Pasuruan, Muzammil Syafii. (tof/asd)