Pasuruan (wartabromo.com) – Bagi beberapa pasangan, putus nyambung dalam hubungan merupakan hal biasa. Padahal hal pola hubungan seperti itu bisa menimbulkan dampak buruk.
Dinukil dari halodoc.com, menurut penelitian, sekitar 30 hingga 60 persen orang berusia dewasa pernah mengalami fase ini ketika terlibat dalam hubungan pacaran. Tentunya disebabkan karena berbagai faktor, seperti labil, egois atau bisa jadi menyesal karena masih saling mencintai.
Meski hubungan putus nyambung mungkin bisa berakhir baik, namun hubungan seperti ini justru berpotensi menimbulkan dampak buruk. Apa saja dampak buruknya?
Yuk, simak!
1. Mengalami Tekanan Psikologis
Dampak yang paling terlihat jelas adalah kesehatan mental seseorang menjadi terancam. Sebagaimana diketahui orang yang putus cinta pasti mengalami setres, sedih dan galau.
Artinya, ketika putus nyambung orang akan merasakan setres berulang. Dimana lama kelamaan menyebabkan tekanan psikologis akut.
2. Rentan Terserang Penyakit
Ketika kesehatan mental terganggu, orang yang putus nyambung dalam hubungan akan mencari cara untuk membaagiakan diri. Bisa dengan makan makanan yang disukai secara over atau bahkan tidak selera makan sama sekali.
Kalau sudah seperti itu, maka tentu saja asupan gizi dalam tubuh tidak terjaga. Akibatnya seseorang lebih rentan terserang berbagai penyakit karena imunitas tubuh menurun saat setres.
3. Mudah Overthingking
Dampak berikutnya adalah menjadikan seseorang mudah overthingking. Kok bisa? Tentu saja, karena saat putus cinta seseorang akan berpikir keras mengenai mengapa hubungan bisa berakhir.
Apapun faktor yang menyebabkan putus nyambung, baik benar atau salah dari salah satu pihak, tentu sebagai orang yang menjalani hubungan akan terus mengkoreksi diri. Misalnya, kenapa bisa putus nyambung, bagaimana agar tidak putus nyambung hingga bagaimana cara mengakhiri hubungan agar tidak putus nyambung lagi. (trj/may)