Kanigaran (wartabromo.com) – Mahalnya harga cabai dan sejumlah sembako, membuat pemilik warung makan kebingungan. Menyiasati mahalnya harga cabai, pemilik warung makan di Kota Probolinggo menanam sendiri cabai.
Harga cabai mulai merangkak naik, sejak beberapa pekan terakhir. Dari sebelumnya hanya Rp30 sampai Rp 35ribu per kilogram, kini menembus harga Rp75 ribu per kilogram.
Kenaikan harga cabai itupun, berdampak signifikan pada warung makan dengan sajian khas sambal. Mahalnya harga cabai, membuat pemilik kebingungan dan kesulitan.
“Sebab jika harus menaikkan harga jual, pelanggan tentu kabur. Tapi kalau tetap dengan porsi normal, ya rugi mas,” kata pemilik warung, Anggraini, Rabu (16/3/2022).
Cara yang ditempuh akhirnya mengurangi porsi cabai. Sehingga sambal tidak lagi pedas. Tetapi cara itu, juga membuat pelanggan mengeluh.
Menyiasati keadaan itu, pemilik warung pun menanam sendiri cabai kecil, di pekarangan belakang rumahnya. Menggunakan polibag atau pot bunga sebagai media tanam
“Selain rasanya yang lebih pedas, cabai hasil tanam sendiri ini juga lebih awet dan tahan lama. Dari pada cabai yang dibeli di pasaran, yang cenderung mudah busuk,” tutur wanita berhijab ini.
Cara itupun terbukti ampuh, untuk mengatasi mahalnya harga cabai di pasaran. Pemilik warung tetap bisa menyajikan masakan maupun sambal dengan rasa pedas.
Kenaikan harga cabai di pasaran Probolinggo – Pasuruan, tidak terjadi begitu saja. Melainkan secara bertahap sejak beberapa pekan terakhir.
Salah satu faktor naiknya harga cabai ini, diduga karena cuaca buruk yang kerap melanda kawasan sekitar. Seperti hujan deras dan terjangan banjir. Sehingga membuat petani cabai mengalami gagal panen atau busuk.
“Mungkin ya karena hujan itu. Sama banyak wilayah yang kena banjir. Jadi stok cabai dari petani juga terganggu,” kata pedagang cabai, Anami.
Warga berharap, harga bisa kembali normal. Sehingga saat Ramadhan nanti, tidak kesulitan dengan naiknya harga cabai, maupun sejumlah harga sembako lainnya. (lai/saw)