Sumberasih (WartaBromo.com) – Salsabella (7), warga Desa Gili Ketapang, Kecamatan Sumberasih, Kabupaten Probolinggo yang terjangkit difteri akhirnya meninggal dunia, Kamis (10/03/2022).
Dinas Kesehatan (Dinkes) setempat, pun menggelar Outbreak Response Immunazation (ORI) untuk menekan penyebaran penyakit yang disebabkan bakteri Corynebacterium Diphteriae itu
Kepala Dinkes Kabupaten Probolinggo, dr. Shodiq Tjahjono menyebut, kabar meninggalnya pasien difteri itu, cukup mengejutkan. Pasalnya, selama 10 hari dirawat dj RSUD dr. Moh. Saleh Kota Probolinggo, kondisinya kian membaik.
“Saya juga turut prihatin, tadi kita pada saat sampai di sini (Pulau Gili Ketapang-red) naik ke dermaga, kami mendengar kabar bahwa Salsabella ini meninggal dunia. Ini mengejutkan kami karena menurut tim dokter kemarin perkembangannya membaik,” tutur dr. Shodiq.
Shodiq mengatakan ketika ditemukan 1 warga terjangkit difteri, pihaknya langsung memutuskan untuk menggelar ORI. Sejumlah petugas medis ditempatkan di pulau tersebut, selama dua hari, yakni Kamis-Jumat guna mengantisipasi merebaknya difteri di pulau berpenduduk sekitar 8.500 jiwa tersebut.
Kegiatan imunisasi kini tidak hanya bagi 795 anak usia 2 bulan sampai 7 tahun, melainkan seluruh populasi. Imunisasi Difteri kepada anak usia 2 bulan sampai 7 tahun sebanyak 3 kali, tanpa melihat riwayat imunisasi sebelumnya.
“Kami rapatkan dengan (Dinkes) provinsi kemarin, ORI-nya hanya kepada anak saja. Kita putuskan tadi, ORI-nya untuk semua masyarakat di Pulau Gili dari umur dua bulan sampai orang tua,” sebut Shodiq.
Penyuka fotografi itu menjelaskan, bakteri Corynebacterium Diptheriae, yang menjadi penyebab penyakit difteri dapat menyerang siapa saja. Terutama anak-anak. Pada orang dewasa kasus tersebut jarang terjadi, tapi tetap bisa dapat terjangkit.
“Yang paling penting di sini adalah bahwa takut ada carier-nya (orang sehat pembawa bakteri Difteri-red). Orang yang punya kekebalan tapi kekebalannya kurang cukup, jadi orang ini tidak sakit tapi kumannya tetap ada di dalam tubuh dan menyebarkan ke orang lain,” terangnya.
Ada 2 hal yang berbahaya dari difteri. Pertama kematian mendadak karena terjadinya buntu jalan nafas. Kedua karena terjadi kegagalan organ tubuh akibat penyebaran racun dari bakteri difteri.
“Nah yang bahaya lagi, mungkin ini bisa kita atasi tapi racun yang dihasilkan oleh kuman (bakteri-red) ini menyebar ke seluruh tubuh sehingga terjadi kegagalan-kegagalan pada organ tubuh. Kelihatan baik tapi terjadi kegagalan organ, itulah yang bahaya,” tandas dokter umum itu. (lai/saw/asd)