Sementara itu, dalam FGD, IKM/UMK yang diundang lebih bersifat mandiri. Pihak Disperindag hanya memfasilitasi tempat. Sementara, soal konsumsi atau hal lain mereka lebih mandiri. “Kita menghadirkan Pak Niko Tresno Prahoro sebagai Ketua UKM Mandiri Jawa Timur,” cetus Diano.
Ke depan, lanjut Diano, di Sentra Produk Unggulan ini perlu membuat embrio sekolah bisnis. Sifatnya lebih banyak ke informal. Karena mencakup pelatihan, FGD dan seterusnya. Namun, diharapkan sekolah bisnis ini mampu diaplikasikan untuk membuat jejaring bisnis dari para pelaku usaha bermain di market place.
Niko yang ditunjuk sebagai narasumber kemudian mengajak diskusi pada semua pelaku usaha yang hadir. Mulai diskusi ringan, sampai pada pemetaan masalah. Di akhir FGD, Niko mencatat ada beberapa poin yang perlu disampaikan.
Pertama, aspirasi dari para IKM/UMKM berharap dalam setiap kegiatan OPD, sebisa mungkin konsumsinya menggunakan produk mereka. Mulai konsumsinya maupun oleh-olehnya. Kedua, pembinaan IKM/UMKM lebih ditingkatkan lagi. Termasuk ketika ada undangan, IKM/UMKM juga harus aktif.
Ketiga, Pemerintah daerah perlu memfasilitasi kegiatan IKM kreatif mandiri. “Ini saya kira sudah ada lampu hijau. Tinggal memaksimalkan saja,” cetusnya. (day/*)