Kraksaan (WartaBromo) – Petani Kabupaten Probolinggo mendapat tambahan 2.538 ton pupuk bersubsidi pada 2022. Meski begitu, realokasi pupuk bersubsidi itu, masih dibawah sistem elektronik Rencana Definitif Kebutuhan Kelompok (e-RDKK).
Tambahan kuota realokasi pupuk bersubsidi jelang akhir tahun itu, terdiri dari jenis Urea sebanyak 300 ton. Kemudian ZA sebanyak 1.108 ton, dan SP-36 sebanyak 1.130 ton. Serta organik cair sebanyak 1.327,73 liter.
Selain penambahan, juga terjadi pengurangan pada pupuk bersubsidi. Yakni untuk jenis NPK sebanyak 1.352 ton dan organik padat sebanyak 753 ton.
Dengan begitu, kuota pupuk bersubsidi setelah perubahan untuk jenis Urea sebanyak 35.735 ton, ZA sebanyak 17.568 ton, SP-36 sebanyak 5.244 ton, dan NPK sebanyak 15.692 ton. Kemudian organik padat sebanyak 3.598 ton dan organik cair sebanyak 14.494 liter.
“Tambahan pupuk Urea, SP-36 dan ZA ini dilakukan melalui usulan dan permintaan tambahan sesuai dengan e-RDKK. Tetapi tetap, yang disetujui masih dibawah e-RDKK,” kata Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kabupaten Probolinggo Mahbub Zunaidi pada Senin, 22 November 2021.
Karena kuota dibawah e-RDKK, maka perlu diatur realokasinya di tingkat kecamatan. Pertimbangannya, realokasi tidak boleh melebihi dari jumlah usulan e-RDKK setiap kecamatan. Apabila serapanya sudah hampir maksimal, maka minimal sama dengan e-RDKK.
Ia menyebut pupuk bersubsidi memang diproduksi dalam jumlah yang terbatas. Hanya diperuntukkan bagi pemilik lahan maksimal 2 hektar. Serta sudah masuk dalam sistem e-RDKK dan kelompok tani.
“Apabila tidak masuk ke dalam kelompok tani dan e-RDKK maka tidak bisa membeli pupuk bersubsidi untuk tahun 2021. Oleh karena itu, tahun depan diharapkan bergabung dalam kelompok tani dan masuk dalam sistem e-RDKK,” ajaknya.
Mahbub juga berharap petani melakukan pemupukan berimbang dan lengkap. Sehingga produksi dan produktivitas tanaman meningkat. “Banyak-banyaklah mulai menggunakan pupuk organik dan mengurangi ketergantungan kepada pupuk pabrikan,” tandasnya. (cho/saw)