Pandaan (WartaBromo.com) – Sejumlah manusia silver mulai tampak di simpang 4 Pandaan dan Taman Dayu. Bermodal cat silver menempel di tubuh, mereka meminta sumbangan sukarela dari pengguna jalan.
Hasilnya? Sungguh mengejutkan. Per hari, dari pengakuan salah satu manusia silver, mereka mengantongi Rp 1 juta per hari dari sumbangan pengguna jalan.
Dari pantauan wartabromo pada Kamis (26/8/2021) malam di Simpang 4 Pandaan, terdapat 2 manusia silver yang masih belia. Mereka adalah Riko dan Rian, keduanya masih berumur 17 tahun.
Riko, manusia silver asal Turus, Pandaan, mengaku masih baru beberapa hari menjadi manusia silver. Pemuda yang tak sampai lulus SMP ini harus turun ke jalan untuk menyambung hidup.
Ia mengaku bisa mendapatkan Rp150 ribu dalam sehari dari sumbangan sukarela pengguna jalan. Bermodalkan cat warna silver dan tinner yang sudah disiapkan dari rumah, ia melumuri tubuhnya dan berkeliling menyodorkan kaleng saat lampu traffic light menyala merah.
“Sehari dapat Rp150 ribu, dibagi tiga,” aku Riko.
Berbeda dengan Riko, Rendi mengaku pendapatan mereka menjadi manusia silver tak menentu. Tapi ia juga menyebut, pendapatannya bisa mencapai Rp1 juta. “Setunggal (satu) juta,” ucapnya sembari menyodorkan kaleng ke pengguna jalan saat lampu merah.
Riko mengungkapkan, awal mula ia menjadi manusia silver karena ingin mencari uang. Ia akhirnya punya ide jadi manusia silver dan mengajak dua rekannya, Rendi dan Rian.
“Ya ngomong ke Mak Lit, mau jadi manusia silver, terus setor Rp10 ribu sehari,” ungkapnya.
Ia menuturkan, sehari-hari ia berangkat dari rumah sejak pukul 15.00. Sekitar 5 jam ia berada di jalanan, dan kembali pulang sekitar pukul 20.00.
Dengan penghasilan yang cukup besar, risiko yang ditanggungnya juga besar. Dikatakan Riko, ia harus menahan gatal dan perih di sekujur tubuhnya yang dilumuri cat bercampur tinner. “Gatal dan perih,” ucapnya.
Soal restu orang tua, Riko mengaku diperbolehkan menjadi manusia silver. “Boleh sama orang tua,” akunya.
Sementara itu, Mak Lit, manusia silver yang beroperasi di Simpang 4 Taman Dayu tak banyak bicara. Ia berusaha menghindar saat dimintai keterangan oleh WartaBromo.
Mak Lit mengaku jadi manusia silver karena terpaksa. Ia butuh dana untuk selamatan anaknya yang baru saja meninggal.
“Kepeksan, jek tas kepaten anak pertama (terpaksa, baru saja ditinggal anak pertama). Butuh uang,” ungkapnya singkat.
Mak Lit mengatakan khawatir karena sebelumnya sudah mendapat sosialisasi dari Satpol PP agar tidak lagi bekerja sebagai manusia silver di jalanan. “Nanti saya didatangi Satpol PP lagi,” ujarnya sambil lalu dan pulang. (oel/asd)