Bangil (WartaBromo.com) – Belanja daerah Kabupaten Pasuruan tahun 2021 diproyeksi membengkak. Ini dikarenakan belanja kebutuhan Covid-19 yang masih berlangsung.
Hal ini terungkap dalam pemaparan tim anggaran Pemkab Pasuruan dalam rapat paripurna KUPA PPAS Tahun 2021, yang digelar virtual, Senin (16/8/2021).
Dari yang sebelumnya sebesar Rp 3,45 triliun diproyeksikan menjadi Rp 3.47 triliun atau membengkak sebesar Rp 16 miliar lebih.
Hal ini berbanding terbalik dengan pendapatan daerah. Di tahun ini, diperkirakan pendapatan daerah akan merosot, seiring merosotnya pendapatan asli daerah (PAD) dan pendapatan lain.
PAD APBD Tahun 2021, sebelumnya diproyeksikan Rp 724 miliar, namun dalam KUPA diproyeksikan mengalami penurunan sekitar Rp 3 miliar.
Anjloknya pendapatan daerah ini terjadi pada sektor pendapatan transfer. Yakni mengalami defisit sebesar Rp 85 miliar lebih.
Ketua DPRD Kabupaten Pasuruan, Sudiono Fauzan menjelaskan, terjadinya penurunan pendapatan ini dipengaruhi PAD yang turun. Pendapatan daerah setelah perubahan diproyeksikan hanya Rp 3,19 triliun. Padahal sebelum perubahan, mencapai Rp 3,27 triliun.
“Karena masih apndemi Covid-19, pendapatan daerah turun,” kata Sudiono, usai paripurna.
Soal kenaikan belanja, Sudiono juga menyebut penanganan Covid-19 sebagai alasan peningkatan proyeksi belanja. Dari Rp 3,45 triliun menjadi 3,47 triliun.
“Hal ini dipengaruhi banyaknya anggaran untuk penanganan Covid-19 yang harus dikeluarkan Pemkab,” urainya.
Dengan proyeksi tersebut, keuangan daerah mengalami defisit mencapai Rp 277 miliar lebih. Angka tersebut masih belum final. Tim anggaran dan badan anggaran masih melakukan pembahasan lebih lanjut dalam beberapa hari ke depan.
“Targetnya minggu ini selesai, biar segera bisa beranjak ke PAK (P-APBD),” imbuhnya.
Pembahasan PAK sendiri, kata Dion, ditargetkan selesai akhir bulan. “Sehingga bisa segera digunakan untuk penanganan Covid-19, agar semakin efektif,” tutupnya. (oel/asd)