Kanigaran (wartabromo.com) – Perpanjangan PPKM level 4 membuat pedagang kecil dan warung nasi di Kota Probolinggo kolaps. Mereka pun mengeluh, sebab selama PPKM, omset menurun drastis dan terancam gulung tikar.
Sepi dan lengang, itulah suasana di sekitar warung nasi dan warung kopi di kompleks museum Rasulullah SAW, Kota Probolinggo. Sejumlah warung bahkan memilih tutup, terimbas PPKM level 4 yang masih berlangsung. Ada beberapa dari pedagang kecil itu, yang sampai terancam gulung tikar.
“Luar biasa sepi. Hampir tidak dapat penghasilan. Kalau malam mau buka lampunya mati. Misal paksa buka malah seperti warung remang-remang,” kata salah satu pemilik warung nasi, Ny. Indra, Selasa (3/8/2021).
Selama PPKM berlangsung, omset pedagang kecil hangus sebanyak 95 persen. Sehari yang biasanya bisa meraup sampai Rp 700 ribu – Rp 1 juta, kini Rp 150 ribu sudah termasuk sangat banyak. Malah kadang sehari hanya mendapat Rp 22 ribu saja.
“Mau buka siang hari pun sama pak, juga sepi. Padahal kami harap bisa ramai. Tapi ternyata malah tidak ada yang beli juga walau siang hari,” sahut Halimah, pedagang yang lain.
Akibatnya, sejumlah warung memilih tutup. Jika kondisi serupa terus terjadi, sejumlah pedagang kaki lima terancam gulung tikar.
Para pedagang meminta penanganan covid 19, juga seimbang dengan perputaran ekonomi. Apabila perekonomian lemah, maka daya beli masyarakat menurun. Padahal para PKL patuh protokol kesehatan. Untuk bersama sama memutus mata rantai covid 19.
“Kami hanya meminta pemerintah punya solusi untuk pedagang kecil seperti kami. Kalau sepi seperti ini lalu bagaimana,” keluhnya.
Menurut para pedagang, meski sudah mendapatkan bantuan sosial berupa sembako, ternyata tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan makan keluarganya. Apalagi PPKM level 4 diperpanjang sampai 9 Agustus 2021 nanti. (lai/may)