Pasuruan (wartabromo.com) – Mulai hari ini, ratusan pasien Covid-19 di Kabupaten Pasuruan yang menjalani isolasi mandiri (isoman), akan dipindah ke tempat isolasi terpusat (isoter) kecamatan.
Bupati Pasuruan, HM Irsyad Yusuf melalui Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Pasuruan, Anang Saiful Wijaya mengatakan, isolasi mandiri tak boleh lagi dilakukan, mengingat banyak yang tidak memperhatikan protokol kesehatan.
Bahkan, tak sedikit yang keluar rumah. Padahal hal tersebut sangat berbahaya lantaran berpotensi menularkan pada orang yang sehat atau yang dalam kondisi memiliki komorbit (penyakit penyerta).
“Sekarang ini, proses penularan tertinggi justru dari isolasi mandiri yang tidak dilakukan dengan baik. Prokesnya tidak diterapkan karena menganggap sakit biasa saja,” kata Anang, saat ditemui di ruangannya, Rabu (28/07/2021).
Dijelaskannya, isolasi mandiri yang tidak dilakukan dengan baik, memang banyak terjadi. Terlebih ketika kondisi rumah yang tak layak plus pengaturan prokes yang diremehkan, menjadi hal yang susah dalam mengurangi potensi penularan.
“Contoh sederhana, kamar harus sendiri, termasuk tempat makan, handuk, baju harus tidak boleh ditempatkan dalam satu tempat. Selalu pakai masker dobel supaya lebih aman, rumah harus ada ventilasi udara yang bagus dan kamar mandi harus lebih dari satu. Ini memang susah, tapi mau gak mau harus dilakukan. Makanya banyak yang gagal,” jelasnya.
Hingga hari ini, total ada 183 warga Kabupaten Pasuruan yang menjalani isolasi mandiri. Dengan rincian 9 warga Kecamatan Bangil, 9 warga Beji, 15 warga Gempol, 6 warga Gondangwetan, 7 warga Grati, 4 warga Kejayan, 4 warga Kraton, 1 warga Lekok, 3 warga Lumbang, warga Nguling, 34 warga Pandaan, 2 warga Pohjentrek, 10 warga Prigen, 9 warga Purwodadi, 18 warga Purwosari, 6 warga Rejoso, 33 warga Sukorejo, 1 warga Tosari, 1 warga Tutur, 5 warga Winongan dan 5 warga Wonorejo.
Ratusan orang ini akan dipindah ke tempat isoter yang disiapkan oleh Satgas Penanganan Covid-19 Kecamatan/Desa. Kata Anang, di setiap 1 kecamatan terdapat 1-2 tempat isoter di UPT Satuan Pendidikan (sekolah), baik SD ataupun SMP.
“Kalau untuk bangunan SMA/SMK, kita masih berkirim surat ke Dinas Pendidikan Provinsi Jatim. Yang jelas kita pakai bangunan SD atau SMP. Setiap satu kecamatan makimal dua tempat isolasi terpusat yang kita pakai,” terangnya.
Selama menjalani karantina, setiap pasien akan dipantau oleh dokter dalam hal asupan obat dan multivitamin. Sedangkan perihal makanan minuman setiap harinya, akan diberikan selama tiga kali, yakni pagi, siang dan malam.
Dijelaskan Anang, anggaran mamin diambilkan dari 8% refocusing DD (Dana Desa) maupun BTT (biaya tidak terduga) APBD Kabupaten Pasuruan tahun 2021.
“Anggaran sudah ada. Tinggal pelaksanaannya saja,” singkatnya.
Lebih lanjut Anang menegaskan bahwa TNI POLRI dan Satpol PP juga disiagakan 24 jam untuk mengamankan lokasi karantina plus ada police line yang dipasang, dengan tujuan agar pasien tidak kabur atau melarikan diri dari ruang karantina.
“Di lokasi sudah dipasang police line supaya tidak ke mana-mana. Tetap istirahat , berolahraga dan beraktifitas sampai sembuh,” tutupnya. (mil/yog)