Sukapura (WartaBromo) – Masyarakat Suku Tengger menggelar perayaan Yadnya Kasada di tengah pandemi Covid-19 untuk yang kedua kalinya. Suku yang mendiami lereng Gunung Bromo itu, kini memiliki 7 dukun baru.
Mereka berasal dari Kabupaten Pasuruan atau Brang Kulon. Ketujuhnya diangkat melalui prosesi Mulunen atau ujian calon Dukun Pandita dalam rangkaian ritual Yadnya Kasada, Sabtu dini hari, 26 Juni 2021.
“Diikuti 8 orang yang berasal dari wilayah Pasuruan. Tujuh calon dukun pandita dinyatakan lulus ujian, sedang satu orang calon dukun pandita dinyatakan gagal,” sebut Ketua Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Kabupaten Probolinggo, Bambang Suprapto.
Mereka diangkat setelah melewati ujian selama kurang lebih 2 bulan. Kesemuanya diuji langsung oleh Ketua Paruman Dukun Tengger, Sutomo, dukun Desa Ngadisari, Kecamatan Sukapura, Kabupaten Probolinggo.
Calon dukun setidak-tidaknya harus hafal 50 persen mantra yang umum dipakai. Selebihnya bisa dihafalkan kemudian.
Sebelum dinyatakan sah sebagai dukun, mereka terlebih dahulu mengikuti Mulunen. Yakni wisuda samkara atau upacara ujian sekaligus pengukuhan dukun baru.
Mulunen dilakukan pada puncak ritual Yadnya Kasada yang dimulai sekitar pukul 03.00 WIB. Dengan urutan prosesi meliputi pembacaan sejarah Kasada, puja stuti dukun pandhita, dan mulunen. Kemudian diakhiri dengan mekakat atau upacara penutup.
“Setelah itu, warga Suku Tengger melakukan ritual penutupan atau Pujan Kasada, sebagai tanda selesainya perayaan Yadnya Kasada. Pujan Kasada dilakukan di desanya masing-masing, dimana waktu pelaksanaannya sekitar pukul 18.00 WIB malam,” terang Bambang.
Dalam 3 tahun terakhir, dukun Suku Tengger bertambah sebanyak 17 dukun. Yakni pada Kasada 2019, ada pengangkatan 7 dukun Ketujuh dukun itu berasal dari Kabupaten Probolinggo sebanyak 3 orang dan Kabupaten Pasuruan 4 orang. Di 2020, ada 3 dukun yang kesemuanya dari Kabupaten Probolinggo. Tahun ini, bertambah 7 dukun dari Kabupaten Pasuruan.
Dalam setiap ritual, keberadaan dukun Suku Tengger mudah dikenali. Mereka memakai pakaian putih atau hitam dipadu celana hitam dengan kombinasi kain batik. Selendang kuning menyilang di dada menjadi tanda bahwa mereka adalah dukun. Tak ketinggalan tentunya ikat atau udeng bermotif batik diikat menutupi kepala. Semuanya tergabung dalam Perkumpulan Dukun Sekawasan Tengger atau sering disebut Paruman Dukun Tengger.
Pada Yadnya Kasada, mereka menempati lokasi sesuai daerahnya. Yakni menempati pelataran utama Pura Luhur Poten terdapat pendapa berukuran 10 meter x 10 meter menghadap ke selatan, persis ke arah Padmasana. Pendapa itu memiliki bangunan sayap di kanan-kirinya.
Sayap timur diperuntukkan bagi para dukun, sesaji, dan warga masyarakat Tengger di kawasan sebelah timur laut pasir atau Brang Wetan. Yakni wilayah Kabupaten Probolinggo dan Lumajang. Sementara sayap barat atau Brang Kulon untuk masyarakat Tengger di kawasan wilayah Kabupaten Pasuruan dan Malang.
Pelaksanaan Yadnya Kasada sejak Jumat malam, 25 Juni 2021 hingga Sabtu siang, 26 Juni 2021, dilakukan secara tertutup bagi masyarakat umum. Pelaksanaannya menerapkan protokol kesehatan yang ketat, setiap warga diwajibkan memakai masker. Tokoh adat, warga dan petugas yang terlibat menjalani swab antigen terlebih dahulu. (saw/may)