Pasuruan (wartabromo.com) – Kemoterapi menghancurkan sel kanker, tetapi juga membunuh sel-sel sehat. Akibatnya, ada beebrapa efek samping parah yang dialami penderita, termasuk kemungkinan rambut rontok.
Banyak penderita kanker yang kehilangan sebagian atau seluruh rambutnya jika menjalani kemoterapi. Efek samping dari kemoterapi ini jelas membuat penderita merasa tidak percaya diri, sebab mengalami kebotakan.
Belum lagi klaim dari masyarakat yang menyatakan jika pasien kemoterapi tak bisa tumbuh rambut lagi. Padahal, dilansir dari kompas.com, rontoknya rambut setelah menjalani kemoterapi tidak bersifat permanen.
Artinya, penderita kanker yang telah menjalani kemoterapi rambutnya masih bisa tumbuh. Hanya saja, harus menunggu setelah kemoterapi selesai dilakukan.
“Rambut rontok akibat efek samping kemoterapi dapat tumbuh kembali setelah semua sesi kemoterapi berakhir. Rambut yang baru tumbuh akan terasa sangat halus dan tipis, serta dapat memiliki tekstur atau warna yang berbeda dari rambut sebelumnya,” jelas dr. Kevin Adrian Djantin, alumnus Fakultas Kedokteran Universitas Katolik Indonesia.
Tak hanya itu, tumbuhnya rambut pada pasien kanker setelah kemoterapi ini juga dibuktikan dengan adanya studi kesehatan. Studi tersebut berjudul “A multicenter survey of temporal changes in chemotherapy-induced hair loss in breast cancer patients”.
Studi ini melibatkan sebanyak 1470 penderita kanker yang menjalani kemoterapi. Hasil dari studi tersebut mengungkapkan tiga poin di bawah ini:
– Rata-rata, rambut mulai tumbuh kembali sekitar 13 minggu setelah kemoterapi berakhir.
– Rambut mulai tumbuh kembali sebelum perawatan berakhir pada sekitar 13 persen orang.
– Dalam kurang dari 0,5 persen kasus, rambut belum tumbuh kembali dalam 6 bulan setelah kemoterapi. (trj/may)