Bangil (wartabromo.com) – Untuk bisa “mondok” lagi setelah libur puasa dan Hari Raya Idul Fitri 1442 Hijriyah, para santriwati di Pondok Pesantren Putri Wahid Hasyim Bangil, Kabupaten Pasuruan harus membawa surat bebas Covid-19.
Seperti yang terlihat pada Sabtu (29/05/2021) siang. Petugas memeriksa satu persatu santri yang akan memasuki pondok.
Mereka harus menyertakan surat keterangan bahwa telah selesai melakukan rapid antigen, genose maupun PCR.
Pengasuh Ponpes Wachid Hasyim Bangil, Gus Wildan mengatakan, surat keterangan tersebut wajib dibawa sebagai syarat utama agar bisa kembali mondok.
“Wajib ditunjukkan kepada petugas. Dan itu sudah kami sosialisasikan kepada seluruh santriwati ketika masih berada di rumahnya,” katanya.
Gus Wildan meyakini, seluruh santri akan taat dan memenuhi persyaratan tersebut lantaran Pemkab Pasuruan sudah memfasilitasi swab antigen secara gratis di semua puskesmas se-Kabupaten Pasuruan.
“Apalagi swab antigennya gratis dari Pemda, para santri tidak akan keberatan dan pasti taat dalam menjalankan aturan ini,” singkatnya.
Selain harus menyertakan surat bebas Covid-19, para santri juga harus dalam keadaan sehat. Kata Gus Wildan, pihaknya melarang santri untuk kembali mondok apabila tengah sakit.
“Kalau sakit, tidak kami perbolehkan untuk kembali sampai betul-betul sehat,” singkatnya.
Begitu santri datang dan menunjukkan surat bebas Covid-19, mereka wajib mematuhi protokol kesehatan. Mulai dari memakai masker, mencuci tangan pada wastafel yang telah disediakan hingga pengecekan suhu yang dilakukan oleh petugas di pintu masuk pondok.
Dijelaskan Gus Wildan, barang bawaan yang dibawa para santri juga tak luput dari penyemprotan cairan disinfektan. Hal itu dilakukan semata-mata untuk memastikan semuanya dalam keadaan steril, sehingga tak ada lagi yang perlu dikhawatirkan.
“Semua makanan dan minuman harus dalam kemasan. Karena kemasannya juga ikut kami semprot. Tapi insya allah aman tidak akan mengenai makanan nya,” tegasnya.
Begitu pula dengan pakaian yang dikenakan para santri, Gus Wildan mewajibkan untuk langsung dicuci begitu sampai di kamar masing-masing. Sedangkan keluarga yang mengantar hanya bisa menemani hingga di pintu masuk pondok.
“Termasuk pakaian yang dikenakan mulai dari rumah sampai masuk pondok, harus langsung dicuci. Dan mohon maaf, karena keluarganya tidak boleh masuk ke asrama.
Cukup dari pintu masuk saja,” tutupnya.
Lebih lanjut Gus Wildan menegaskan bahwa kembalian santri dibagi dalam dua hari. Dari 700 santriwati, separuhnya kembali di hari ini, dan sisanya esok hari. (mil/yog)