“Kemudian lontong, mempunyai bentuk panjang dan ada tonjolan di ujung-ujungnya seperti bentuk makam. Bentuk tersebut memiliki makna bahwa kita masyarakat muslim hendaknya ingat bahwa kita akan berpulang pada Yang Maha Kuasa,” urainya.
Selain itu juga ada “lepet” yang disuguhkan bersama ketupat maupun sayur lodeh atau opor. Najib menjelaskan, Lepet memiliki makna mengakui kesalahan.
Ditambahkannya, pada lepet terdapat 3 sampai 5 ikatan. Hal itu menyerupai jenazah yang hendak di kubur.
“Dalam hal ini, artinya adalah kesalahan yang sudah diperbuat akan diikat dan dikubur dalam-dalam. Jadi masyarakat muslim dalam merayakan Idul Fitri disebut kembali fitri setelah beribadah puasa Ramadan, kemudian melakukan sungkem memgakui kesalahan dan meminta maaf kepada sesama, maka kembali fitrah (menjadi bersih atau suci),” pungkasnya. (asd)