Pasuruan (wartabromo.com) – Lebaran atau Hari Raya Idul Fitri menjadi momen istimewa dan membahagiakan bagi umat muslim. Terdapat berbagai tradisi turun temurun yang turut menghiasi datangnya lebaran.
Salah satu tradisi yang tak pernah dilupakan dan menjadi identitas lebaran adalah silaturahim. Pada momen ini setiap umat Muslim akan saling meminta maaf dengan mengunjungi rumah satu per satu.
Selain itu, ternyata ada tradisi lebaran lain yang tetap dilakukan sampai saat ini. Apa saja, ya? Penasaran? Yuk, simak!
1. Menabuh Bedug
Tradisi lebaran yang tetap ada sampai sekarang adalah menabuh bedug. Tabuhan ini dilakukan sebagai bentuk ungkapan kebahagiaan umat Islam atas datangnya hari kemenangan setelah berpuasa selama 1 bulan.
2. Takbir Keliling
Bersamaan dengan tabuhan bedug, masyarakat Islam di berbagai daerah masih melestarikan budaya takbir keliling saat lebaran. Tradisi takbir keliling ini dulunya dilakukan dengan berjalan kaki, tetapi sekarang menggunakan kendaraan bermotor.
3. Makan Ketupat
Sepulang shalat Idul Fitri, biasanya menu sarapan berupa ketupat sudah tersaji dengan menarik. Ketupat Lebaran ini biasanya dimakan dengan opor ayam, rendang daging, semur dan kerupuk udang.
Tak hanya sekedar makanan, ketupat juga memiliki simbol tersendiri saat bulan Ramadan. Adalah dimulai dari bentuk ketupat yang memiliki arti kiblat papat (empat), melambangkan arah kiblat dan kemenangan umat islam yang sempurna.
4. Bagi-Bagi THR untuk Anak-Anak
Tradisi bagi-bagi THR ini dilakukan para orang tua atau sanak saudara yang kemudian akan diberikan pada anak-anak. Biasanya nominalnya akan menyesuaikan anak dengan usia yang lebih tua maka akan mendapat bagian yang lebih besar.
Tak hanya sekedar berbagi uang, makna bagi-bagi THR sebenarnya merupakan wujud syukur pada Allah swt. Sebab di bulan kemenangan ini diberikan rejeki lebih dan bisa berbagi kepada sesama Muslim.
5. Halal bi Halal dan Sungkeman
Idul Fitri merupakan momen silaturahim dengan keluarga dan kerabat. Biasanya ada tradisi sungkeman, di mana anggota keluarga yang berusia lebih muda akan baris dan memohon maaf dengan cara mencium tangan anggota keluarga yang lebih tua atau dituakan. (trj/may)