Kartini Inspirasi Penggerak Perubahan Sepanjang Zaman [Perspektif Perempuan di Masa Pandemi]

1854

Selain pendidikan, salah satu modal dasar bagi pembangunan adalah derajat kesehatan. Terlebih perempuan memiliki peran krusial bagi pembangunan bidang kesehatan, salah satunya terkait tumbuh kembang balita. Tidak dapat dipungkiri, bahwa kasus Berat Bayi Lahir Rendah (BBLR) sering dikaitkan dengan permasalahan defisiensi zat gizi yang diperoleh janin selama masa di dalam kandungan.

Peran perempuan dalam upaya pencegahan penyebaran covid-19 pada kenyataannya juga memiliki posisi signifikan. Ungkapan “ingat pesan Ibu tentang 3 M” menjadi sangat familiar di tengah-tengah masyarakat Indonesia khususnya. Hal ini menunjukkan, bahwa seorang ibu menjadi panutan bagi anggota keluarganya dalam hal menjaga kesehatan keluarga.

Secara komposisi, penduduk perempuan di Kota Pasuruan di dominasi oleh kelompok usia produktif atau penduduk dengan usia 15-64 tahun. Tingkat partisipasi penduduk perempuan dalam kegiatan ekonomi atau ketenagakerjaan yang ditunjukkan dari indikator TPAK (Tingkat Partisispasi Angkatan Kerja), masih menunjukkan bias gender. ke halaman 2

Pasar kerja di Kota Pasuruan dalam tiga tahun terakhir masih didominasi oleh penduduk laki-laki dengan TPAK terakhir pada tahun 2020 sebesar 76,24 persen, sedangkan TPAK penduduk perempuan relative lebih kecil yaitu 55,39 persen. Masih rendahnya angka TPAK perempuan dibandingkan laki-laki menunjukkan, bahwa masih ada kerentanan bagi penduduk perempuan untuk berkontribusi dalam kegiatan ekonomi.

Baca Juga :   Waduh! Ini Penyebab Jerawat yang Jarang Diketahui

Perempuan masih diprioritaskan melakukan kegiatan mengurus rumahtangga atau kegiatan domestik dibandingkan penduduk laki-laki. Aktivitas yang termasuk dalam peran domestik misalnya mencuci pakaian, memasak, menyapu rumah, mencuci piring, menyetrika, ataupun kegiatan sejenis, termasuk mengasuh anak masih didominasi oleh penduduk perempuan.

Pekerjaan mengurus rumahtangga adalah kegiatan yang secara tradisional dianggap sebagai kegiatan perempuan. Sehingga ketika pekerjaan mengurus rumahtangga masuk ke ranah publik yang komersial, maka upah yang diberikan bagi pekerjaan tersebut seringkali relative rendah dibandingkan jenis pekerjaan lainnya.

Meskipun nilai TPAK penduduk perempuan lebih rendah daripada TPAK penduduk laki-laki, namun perlu diketahui, TPAK penduduk perempuan selama periode 2018-2020 selalu mengalami peningkatan antar waktunya, yaitu dari 52,33 persen (2018) menjadi 54,14 persen (2019), dan 55,39 persen (2020).

Baca Juga :   Waduh! Jumlah Penduduk Miskin di Lumajang Meningkat

Fakta ini menunjukkan, bahwa eksistensi perempuan di dunia kerja semakin berkembang.
Penyerapan tenaga kerja perempuan usia produktif di Kota Pasuruan masih didominasi oleh sektor jasa, yang mencapai lebih dari tiga perempat penduduk perempuan yang bekerja di Kota Pasuruan atau sekitar 78,75 persen. Sektor terbesar kedua yang menyerap tenaga kerja perempuan adalah sektor manufaktur (17,62 persen) dan terakhir pada sektor pertanian (3,80 persen).

Banyaknya penduduk perempuan yang mencari nafkah di sektor jasa utamanya pada lapangan usaha perdagangan dan penyediaan akomodasi makanan minuman yang cukup signifikan di Kota Pasuruan. Selain pada sektor lapangan usaha perdagangan, manufaktur dan pertanian, peran perempuan pada posisi jabatan tinggi di pemerintahan, perbankan, perguruan tinggi dan parlemen terus mengalami penyesuaian.

Baca Juga :   Pejuang Literasi yang Terinspirasi dari Sosok Kartini

Hal ini ditunjukkan dari peningkatan Indeks Pembangunan Gender (IPG) dari 96,02 tahun 2018 menjadi 96,16 pada tahun 2020 atau menduduki urutan kedua tertinggi di Jawa Timur setelah Kota Blitar. Hal ini memberikan indikasi, bahwa perempuan dari masa ke masa terus berupaya untuk meningkatkan skill dan pengetahuannya agar dapat memberikan kontribusi positif dan perubahan positif dalam pembangunan di daerah.

Website with WhatsApp Message
Follow Official WhatsApp Channel WARTABROMO untuk mendapatkan update terkini berita di sekitar anda. Klik disini.