Dringu (WartaBromo.com) – Banjir Dringu merusak sekitar 7,7 hektare lahan pertanian. Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kabupaten Probolinggo menaksir kerugian petani mencapai ratusan juta rupiah.
Kerusakan lahan pertanian itu terjadi di Desa Dringu, Kedungdalem, Tegalrejo, dan Kalirejo, Kecamatan Dringu. “Kerusakan itu terjadi karena tanaman pertanian terendam lumpur banjir,” kata Kepala DKPP Kabupaten Probolinggo Nanang Trijoko Suhartono pada Jumat, 19 Maret 2021.
Ia mengungkapkan mayoritas tanaman yang rusak yakni bawang merah, padi, hingga jagung, yang rata-rata masih berumur muda. Tanaman petani rusak karena berulang kali terendam lumpur.
“Pertumbuhan tanaman itu, menjadi terganggu. Ada pula bibit bawang merah yang baru ditanam mengambang dan terbawa arus banjir,” ungkap mantan Kalaksa BPBD Kabupaten Probolinggo itu.
Kata Nanang, lahan sekitar 7,7 hektare yang rusak itu merupakan milik warga yang terdampak banjir. Karenanya DKPP tengah mengupayakan bantuan bagi petani terdampak. “Kami upayakan bantuan, seperti bibit atau lainnya,” tandasnya.
Ahmad, salah satu warga Desa Dringu mengakui, jika tanaman bawang merah di lahannya dipastikan gagal panen. Bibit yang baru berusia 14 hari setelah tanam (HST) membusuk terendam banjir.
“Bagaimana tidak busuk, wong terendam lumpur banjir. Rugi bibit, rugi garap lahan, dan rugi sewa lahan serta jaring. Tidak bisa diteruskan,” terangnya.
Saat banjir, ia tak terlalu memperhatikan tanamannya. Karena fokus membersihkan tumpukan lumpur di rumahnya. Ia sendiri tak ikut asuransi tani. Sehingga kerugian yang dialaminya cukup besar.
“Kan gak mengira kalau ada banjir yang datang berkali-kali. Ya semoga saja ada bantuan dari pemerintah, minimal mengurangi kerugian yang kami terima,” harap Ahmad. (lai/saw/ono)